Fakta.com
    !
FOCUS
FOCUS
Fakta.com
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Fakta
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Interactive
Games
Video
Log In
ads
ads
  1. Home
  2. pasar-modal
  3. Tertekan Bunga Acuan, IHSG Men...

Tertekan Bunga Acuan, IHSG Menanti Performa Emiten Semesteran

Bursa Efek Indonesia. (Dokumen Fakta.com/Issa Almawadi)

Bursa Efek Indonesia. (Dokumen Fakta.com/Issa Almawadi)

Google News Image

FAKTA.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai rebound setelah terus melemah dalam lima hari beruntung. Pada perdagangan Kamis (20/6/2024), IHSG melesat 1,37% ke level 6.819,32.

Mengutip data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), catatan itu tidak serta merta membuat pasar saham pulih. Pasalnya, selain IHSG masih betah di bawah level psikologis 7.000, pertumbuhan secara year to date masih minus 6,24%.

Melihat kondisi itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta berpendapat, kinerja pasar saham masih belum bergairah. Apalagi jika dilihat dari transaksi investor asing yang masih net sell.

IHSG di Antara FCA dan The Fed, Apa Iya Bisa Balik ke 7.000?

Hal tersebut, lanjut Natan, merupakan dampak dari ketidakpastian kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed). "Ketidakpastian ini bisa berdampak kepada likuiditas serta suku bunga perbankan," ujar Natan.

Dalam data BEI, akumulasi net sell asing telah mencapai Rp9,37 triliun.

Natan pun menilai, prospek pasar saham ke depan masih sulit diprediksi. Terlebih, Bank Indonesia baru saja mempertahankan tingkat bunga acuan (BI rate) di level 6,25%.

"Namun, kami meyakini dengan makroekonomi yang kuat serta stabilitas politik yang lebih kondusif dibandingkan negara lain maka kinerja pasar keuangan dan pasar saham Indonesia akan tetap kuat," kata Nafan.

Sentuh Level Terendah Baru, IHSG Makin Betah di Bawah 7.000

Selain itu, dalam waktu dekat, pasar saham Indonesia juga akan mendapat sentimen positif dari kinerja emiten secara semesteran. Untuk itu, dia merekomendasikan setidaknya 10 saham yang bisa jadi pilihan investor.

Di antaranya, BBCA, BRIS, BSDE, ELSA, INDF, KLBF, MDKA, MEDC, TBIG, dan UNVR.

Bagikan:
fakta.comindeks harga saham gabunganoutlook pasar saham 2024pasar modalihsg
ADS

Trending

Update News