Korea Utara Amini Rusia, Akui Kirim Tentara Lawan Ukraina

Ilustasi Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Korea Utara Kim Jong-un. Fakta.com/Putut Pramudiko
FAKTA.COM, Jakarta - Korea Utara akhirnya bersuara soal pengiriman tentara yang membantu Rusia berperang melawan pasukan Ukraina. Untuk pertama kalinya, Pyongyang mengakui telah mengirimkan tentaranya ke medan perang membantu Rusia.
Menurut Korea Utara pengiriman pasukan dilakukan sesuai kesepakatan kerja sama pertahanan dengan Rusia yang diteken tahun lalu. Pejabat di Korut mengatakan pengiriman tentara kw wilayah Kursk merupakan instruksi Presiden Kim Jong Un.
"Pasukan Korea Utara berkontribusi dalam menghancurkan neo-Nazi Ukraina, (dengan) heroisme massal, keberanian tak tertandingi, dan jiwa rela berkorban," bunyi pernyataan Komisi Militer Pusat Partai Pekerja Korea yang dilaporkan Korean Central News Agency (KCNA), Minggu (27/4/2025).
Selain itu, Pyongyang memandang aktivitas militer Korea Utara di Rusia sesuai dengan semua pasal dan semangat Piagam PBB serta hukum-hukum internasional lainnya.
"Siapapun yang berjuang demi keadilan adalah pahlawan dan duta dari kehormatan tanah air," lapor KCNA mengutip ucapan Kim Jong Un.
Jong Un juga mengisyaratkan negaranya akan menerapkan langkah-langkah untuk "memberi keutamaan dalam penanganan dan perlakuan terhadap keluarga tentara pemberani yang ikut dalam perang tersebut".
Meski demikian, KCNA tidak menyebutkan dalam laporannya berapa jumlah tentara Korut yang diterjunkan untuk membantu Rusia di Ukraina.
Pyongyang juga diyakini telah menerima bantuan teknis dari Moskow terkait pengembangan alutsista sebagai imbalan atas bantuan personel militer dalam perang di Ukraina itu.
Pengakuan Korea Utara diungkapkan setelah Rusia sebelumnya mengonfirmasi keterlibatan tentara Korut dalam perang melawan Ukraina.

Naskah: Idealisa Masyrafina. Infografis: Adelia Bayumurti
Pejabat yang mengungkapkan keterlibatan tantara Korut membantu pasukan Rusia yakni Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Valery Gerasimov, saat mengadakan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin di Moskow, Sabtu (26/4/2025).
Bahkan, Gerasimov menunjukkan partisipasi personel militer dari Korut melalui sebuah video kepada Putin. Menurutnya, keikutsertaan tentara Korut dalam pembebasan wilayah perbatasan Kursk sesuai dengan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif dengan Rusia.
“Tentara dan perwira Tentara Rakyat Korea, yang melaksanakan misi tempur bahu-membahu dengan prajurit Rusia, menunjukkan profesionalisme tinggi, keteguhan, keberanian, dan kepahlawanan dalam menangkis invasi Ukraina,” kata Gerasimov seperti dikutip situs resmi Kremlin.
Dalam telekonferensi itu, Gerasimov juga melaporkan bahwa Moskow berhasil merebut kembali sebagian wilayah Kursk yang sempat diduduki Ukraina dalam serangan ofensif kejutan Agustus tahun lalu.
Sebelummya, Putin dan Presiden Korea Utara, Kim Jong-un, menandatangani perjanjian kemitraan dalam pertemuan puncak mereka pada Juni 2024. Keduanya berkomitmen untuk memberikan dukungan militer "tanpa penundaan" jika salah satu dari mereka diserang.
Perjanjian Kerja Sama Strategis Komprehensif yang ditandatangani Kim dan Putin pada Juni 2024 tersebut mencantumkan pasal terkait komitmen membantu satu sama lain jika salah satu pihak diserang. (KCNA/Yonhap/Kremlin)














