40 Orang Tewas akibat Ledakan Pelabuhan di Iran, tidak Ada WNI

Ledakan di pelabuhan Shahid Rajaee, Bandar Abbas, Iran, terjadi Sabtu (26/4/2025). Foto: China Daily
FAKTA.COM, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban ledakan di pelabuhan Shahid Rajaee, Kota Bandar Abbas, Iran.
Catatan terakhir, korban tewas akibat ledakan di pelabuhan tersebut mencapai 40 orang, dengan 1.242 orang lainnya dilaporkan terluka.
"Saat ini, 40 orang meninggal dunia yang disebabkan oleh ledakan tersebut," kata Mohammad Ashouri, otoritas di provinsi Hormozgan kepada televisi pemerintah Iran.
Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat mengatakan bahwa terdapat 385 WNI yang berada di Iran. Mereka semua selamat karena tidak ada WNI yang tinggal di Bandar Abbas.
“Sebagian besar mahasiswa tinggal di Qom dan banyak WNI lainnya tinggal di Tehran, ibu kota Iran,” mengutip pernyataan Kemenlu RI di Jakarta, Minggu (27/4/2025).
Roy, sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa tahun lalu ada dua WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di Bandar Abbas, tetapi mereka sudah kembali ke Indonesia.
KBRI Tehran telah berkoordinasi dengan otoritas di Iran dan komunitas WNI di berbagai wilayah di Iran untuk memastikan keselamatan mereka dan akan terus memantau kondisi WNI di Iran secara berkala.
Kemlu RI juga menyampaikan, bagi WNI yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi hotline KBRI Tehran melalui nomor +989024668889.
Ledakan di pelabuhan Shahid Rajaee terjadi Sabtu (26/4). Menurut media lokal, kebakaran terjadi sekitar pukul 12 siang waktu setempat (8.30 GMT) di Pelabuhan Shahid Rajaee, khususnya di area dermaga peti kemas. Laporan awal menunjukkan adanya bahan yang mudah terbakar di dekat lokasi ledakan.
Mengutip para saksi, laporan menunjukkan bahwa api kecil dengan cepat menyebar dan memicu ledakan karena suhu panas 40 derajat Celsius dan akumulasi bahan yang mudah terbakar.
Dalam sebuah pernyataan, Perusahaan Penyulingan dan Distribusi Minyak Nasional Iran mengklarifikasi bahwa ledakan dan kebakaran di pelabuhan tersebut tidak terkait dengan kilang minyak, tangki penyimpanan bahan bakar, atau fasilitas distribusi dan jaringan pipa minyak yang terkait dengan perusahaan tersebut.
Pelabuhan penting yang strategis itu terletak di provinsi Hormozgan selatan, terletak sekitar 15 kilometer barat daya pelabuhan Bandar Abbas di pantai utara Selat Hormuz.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dalam sebuah pernyataan di platform X, menyampaikan kesedihan dan simpatinya kepada para korban dan mengeluarkan perintah untuk menyelidiki penyebab insiden tersebut.
Dia mengatakan menteri dalam negeri telah dikirim ke wilayah tersebut. "Untuk melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap dimensi insiden tersebut, memastikan koordinasi yang diperlukan, dan memperhatikan kondisi para korban luka," kata Pezeshkian. (ANT/Anadolu)