Rusia Akhirnya Akui Tentara Korut Ikut Perang Lawan Ukraina

Ilustrasi Vladimir Putin dan Kim Jong-un. Fakta.com/Evry
FAKTA.COM, Jakarta - Rusia untuk pertama kalinya mengakui bahwa pasukan Korea Utara ikut bertempur mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina. Hal itu diucapkan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Valery Gerasimov, saat mengadakan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin di Moskow, Sabtu (26/4/2025).
Bahkan, Gerasimov menunjukkan partisipasi personel militer dari Korut melalui sebuah video kepada Putin. Menurutnya, keikutsertaan tentara Korut dalam pembebasan wilayah perbatasan Kursk sesuai dengan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif dengan Rusia.
“Tentara dan perwira Tentara Rakyat Korea, yang melaksanakan misi tempur bahu-membahu dengan prajurit Rusia, menunjukkan profesionalisme tinggi, keteguhan, keberanian, dan kepahlawanan dalam menangkis invasi Ukraina,” kata Gerasimov seperti dikutip situs resmi Kremlin.
Korea Utara belum mengonfirmasi pengiriman pasukan tersebut. Diperkirakan, Korut telah mengirim sekitar 14.000 pasukan untuk bertempur dalam perang tersebut sejak Oktober 2024 guna mendukung agresi Moskow. Bahkan, pejabat di Korea Selatan memperkirakan sekitar 3.000 pasukan tambahan dikirim lagi pada 2025.
Sebelummya, Putin dan Presiden Korea Utara, Kim Jong-un, menandatangani perjanjian kemitraan dalam pertemuan puncak mereka pada Juni 2024. Keduanya berkomitmen untuk memberikan dukungan militer "tanpa penundaan" jika salah satu dari mereka diserang.
Pada Jumat (25/4/2025), Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan utusan khusus Trump Steve Witkoff di Kremlin. Pembahasan mencakup adanya kemungkinan rencana untuk melanjutkan pembicaraan langsung antara Rusia dan Ukraina, kata ajudan Kremlin Yury Ushakov setelah pertemuan tersebut.
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, bertemu di sela-sela upacara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Sabtu (26/4/2025). Keduanya bertemu empat mata di dalam Basilika Santo Petrus dan difasilitasi otoritas Vatikan.
Media Ukraina, mengutip juru bicara kepresidenan Ukraina Serhii Nykyforov, melaporkan Trump dan Zelenskyy berbincang selama beberapa menit sebelum mengikuti upacara pemakaman Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus.
"Baru saja mendarat di Roma. Hari yang baik dalam pembicaraan dan pertemuan dengan Rusia dan Ukraina. Mereka sangat dekat dengan kesepakatan, dan kedua belah pihak sekarang harus bertemu, pada tingkat yang sangat tinggi, untuk 'menyelesaikannya'," cuit Trump akun Truth Social miliknya.
Trump mengatakan telah meminta kepada Zelensky untuk melanjutkan rencana perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Terutama, kata Trump, untuk menyelesaikan terlebih dulu poin-poin utama yang sebelumnya telah disetujui.
"Sebagian besar poin utama telah disetujui," tambah Trump dalam cuitan tersebut. (Kremlin/Truth Social)














