Paus Fransiskus Wafat usai Stroke Diikuti Koma & Gagal Jantung

Presiden Ketujuh Joko Widodo mengenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto kepada Paus Fransiskus saat mengunjungi Jakarta, November 2024. Dok. Antara
FAKTA.COM, Jakarta - Otoritas Vatikan mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus meninggal usai mengalami stroke yang diikuti koma dan kolaps kardiosirkulasi. Informasi itu diungkapkan setelah beberapa jam pengumuman resmi yang menyatakan Paus Fransiskus meninggal pada Senin (21/4/2025) pagi sekitar pukul 7.35 waktu Vatikan.
"Penyebab kematian Paus Fransiskus telah diidentifikasi sebagai stroke, diikuti koma dan kolaps kardiosirkulasi yang tidak dapat disembuhkan," kata dokter Vatikan, Andrea Arcangeli, dalam surat penegasan wafatnya Paus.
Surat konfirmasi itu dirilis melalui thanatografi elektrokardiografi, mengacu pada sertifikasi resmi yang dikeluarkan oleh Arcangeli, kepada Direktorat Kesehatan dan Kebersihan Negara Kota Vatikan.
Vatikan juga menerbitkan surat wasiat spiritual Paus tertanggal 29 Juni 2022, yang berisi keinginan dan instruksi terakhirnya untuk pemakamannya.
"Saya meminta agar jenazah saya beristirahat - menunggu hari Kebangkitan - di Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore," tempat Paus berkata setelah selalu berdoa "di awal dan akhir setiap Perjalanan Apostolik."
Dia juga menulis bahwa makamnya harus berada di dalam tanah dan "sederhana tanpa ornamen khusus."
Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4) pukul 07.35 pagi waktu setempat di usia 88 tahun. Sebelumnya, Paus masih memberikan khutbah pada Hari Paskah dan bertemu dengan Wapres AS. Dalam khutbah, Paus berdoa untuk kedamaian di Gaza dan korban perang lainnya di dunia.… pic.twitter.com/rlADzQF7qI
— Faktacom (@Faktacom_) April 21, 2025
Paus Fransiskus meninggal di usia 88 tahun. Dia diketahui menderita berbagai penyakit selama 12 tahun masa kepausannya.
Sejak Februari, Kesehatan Paus memang terus menurun. Bahkan, pada Jumat, 14 Februari 2025, Paus harus dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli, setelah menderita bronkitis selama beberapa hari. Kondisi klinis Paus Fransiskus terus memburuk dan dokter mendiagnosis pneumonia bilateral pada hari Selasa, 18 Februari.
Setelah 38 hari di rumah sakit, mendiang Paus kembali ke kediamannya di Vatikan di Casa Santa Marta untuk melanjutkan pemulihannya.
"Seluruh hidupnya didedikasikan untuk pelayanan kepada Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, terutama demi mereka yang paling miskin dan paling terpinggirkan," kata Kardinal Kevin Farrell mengumumkan berita duka itu pada Senin pukul 9.45 pagi waktu Vatikan.
Pada tahun 1957, di awal usia 20-an, diketahui bahwa Paus Fransiskus pernah menjalani operasi. Jorge Mario Bergoglio menjalani operasi untuk mengangkat sebagian paru-parunya yang telah terkena infeksi pernapasan parah di negara asalnya, Argentina.
Sehari setelah Hari Paskah, Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun. Saat kunjungannya ke Indonesia pada 2024, ia memuji semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dinilainya mencerminkan kekayaan, keindahan, dan semangat persaudaraan dalam keberagaman bangsa Indonesia.#PausFransiskus… pic.twitter.com/CshlFliwYo
— Faktacom (@Faktacom_) April 21, 2025
Seiring bertambahnya usia, Paus Fransiskus sering menderita penyakit pernapasan, bahkan membatalkan rencana kunjungan ke Uni Emirat Arab pada bulan November 2023 karena influenza dan radang paru-paru.
"Dengan rasa syukur yang besar atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih yang tak terbatas dan penuh belas kasihan dari Tuhan Yang Maha Esa dan Tritunggal," kata Kardinal Kevin Farrell.














