Keluarga Sandera Demo Desak Israel Tukar Tahanan dengan Hamas

Keluarga para sandera Israel berdemo dekat perbatasan Gaza, Minggu (20/4/2025), tuntut pemerintah Israel segera tukar tahanan dengan Hamas. (Erik Marmor/Flash90)
FAKTA.COM, Jakarta - Keluarga para sandera Israel yang masih ditahan di Jalur Gaza, Palestina, menggelar aksi demonstrasi di dekat permukiman Nir Oz, wilayah yang diklaim Israel, dekat perbatasan dengan Gaza, Minggu (20/4/2025).
Mereka menuntut pemerintah Israel segera melakukan pertukaran tahanan dengan Hamas.
“Kami tidak akan meninggalkan kalian. Kalian begitu dekat, tapi terasa sangat jauh,” kata Sylvia Cunio, ibu dari David dan Ariel Cunio yang disanderaHamas, seperti dikutip Haaretz.
Ilana Gritzewsky, istri dari Matan Zangauker yang juga disandera di Gaza, mendesak pemerintah Israel untuk segera mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan pihak Palestina.
“Jika kamu mendengarkan ini, Matan, jangan menyerah. Jangan kehilangan harapan. Seluruh bangsa sedang berjuang agar kamu bisa kembali,” ujarnya.
This morning I went to Nir Oz and screamed across the border and into Gaza for Omri. It may seem strange, but after 562 days, what options do I have? Just the hope that he hears me and stays strong, the hope that he survives. Bring daddy Omri home. 💔 pic.twitter.com/BI55qBBwVF
— Lishay Miran-Lavi (@LishayLM) April 20, 2025
Yehuda Cohen, ayah dari sandera berusia 20 tahun, Nimrod Cohen, melontarkan kritik pedas terhadap pemerintah dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
"Ia [Netanyahu] terus berperang dengan mengorbankan para sandera agar dapat bertahan hidup. Netanyahu, mundurlah! Anda telah gagal," kata Cohen melansir The Times of Israel.
Di sisi lain, Cohen meyakini bahwa yang bisa menyelamatkan para sandera kini ialah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. "orang yang akan menyelamatkan kita," kata Cohen merujuk Trump.
Cohen pun meminta Trump untuk memaksa Netanyahu mengakhiri perang berdarah ini. "Agar kita dapat membawa orang-orang yang kita cintai kembali ke rumah," ujarnya.
Yehuda Cohen is an Israeli hero. Please listen
— Stéphane Lizeray (@slizeray) April 20, 2025
❤️🇮🇱🎗️ https://t.co/UZtUxoO9Vy
Menurut perkiraan pihak Israel, masih ada 59 sandera yang berada di Gaza, dengan 24 di antaranya diyakini masih hidup.
Di sisi lain, lebih dari 9.500 warga Palestina saat ini ditahan di penjara-penjara Israel dalam kondisi yang memprihatinkan, termasuk laporan penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, menurut organisasi hak asasi dari Palestina dan Israel.
Hampir 140.000 warga Israel, termasuk tokoh-tokoh militer, telah menandatangani petisi yang menuntut pemulangan para sandera dari Gaza dan diakhirinya perang di wilayah tersebut.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 51.200 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas dalam serangan brutal Israel di Gaza.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya di wilayah tersebut. (The Times of Israel/Haaretz/Anadolu)














