AS Beri Waktu 60 Hari Selesaikan Negosiasi Tarif dengan Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berjabat tangan dengan Wakil Dagang AS (USTR), Jamieson Lee Greer, di Amerika Serikat. ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian
FAKTA.COM, Jakarta - Amerika Serikat mengajukan waktu selama 60 hari untuk menindaklanjuti negosiasi tarif resiprokal yang diajukan Indonesia. Menurut Menteri Koordinator Perekenomian RI, Airlangga Hartarto, pihak AS memberikan respons positif terhadap berbagai usulan Indonesia untuk menyelesaikan negosiasi tarif.
Usulan Indonesia dalam negosiasi dengan para pejabat AS di antaranya bahwa Indonesia akan meningkatkan pembelian energi dari Amerika Serikat, antara lain LPG, minyak mentah, dan gasoline.
"Indonesia juga berencana untuk memberi produk agrikultur, antara lain gandum, kedelai, susu kedelai, dan Indonesia juga akan meningkatkan pembelian barang-barang modal dari Amerika," kata Airlangga dalam konferensi pers bertajuk "Perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat" di Washington, Kamis (17/4/2025) waktu AS atau Jumat WIB.
Kemudian, Indonesia juga memfasilitasi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang selama ini beroperasi di Indonesia, khususnya terkait perizinan dan insentif.
@faktacom Menlu RI Sugiono bertemu Menlu AS Marco Rubio di Washington DC untuk membahas kerja sama perdagangan dan merespons tarif resiprokal 32% yang dikenakan AS terhadap Indonesia. Pertemuan ini menjadi langkah diplomasi penting sesuai arahan Presiden Prabowo demi melindungi kepentingan nasional. Delegasi RI juga akan menemui USTR dan pejabat tinggi AS lainnya dalam negosiasi lanjutan. #DiplomasiIndonesia #TarifImpor ♬ original sound - Faktacom
Di sisi lain, Indonesia juga menawarkan kerja sama terkait dengan mineral kritis dan prosedur impor untuk produk-produk, termasuk hortikultura dari Amerika Serikat. Lebih lanjut, pemerintah Indonesia juga mendorong agar investasi dilakukan secara business to business.
"Indonesia juga mendorong pentingnya perkuatan kerja sama di sektor pengembangan sumber daya manusia, antara lain untuk sektor pendidikan, sains, teknologi, engineering, matematika, ekonomi digital, serta Indonesia juga mengangkat terkait dengan financial services yang lebih cenderung untuk menguntungkan negara Amerika Serikat," kata Airlangga.
Menko Perekonomian mengungkap Indonesia menjadi salah satu negara yang diterima lebih awal oleh AS terkait negosiasi tarif resiprokal yang sebelumnya diumumkan Presiden Donald Trump. Selain Indonesia, terdapat beberapa negara, yang juga sudah berbicara dengan Amerika Serikat, yakni Vietnam, Jepang, dan Italia. (ANT)














