Butuh Rp13 Ribu Triliun, RI juga Butuh Investasi dari Rusia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam Forum Bisnis RI-Rusia, Roscongress, di Hotel Raffless, Senin (14/4/2025). Foto: Fakta.com/Hanun Rifda
FAKTA.COM, Jakarta - Indonesia berkomitmen untuk terus menguatkan kerja sama ekonomi dengan Rusia. Penguatan kerja sama itu tak hanya menyentuh sektor tertentu, melainkan diperluas ke berbagai bidang.
Apalagi, Indonesia sedang membutuhkan investasi hingga US$800 miliar atau sekitar Rp13.360 triliun dalam lima tahun ke depan demi target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
Komitmen itu diucapkan langsung Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam Forum Bisnis RI-Rusia, Roscongress, di Hotel Raffless, Senin (14/4/2025). Hadir juga Wakil Perdana Menteri Federasi Rusia, Denis Manturov, dan Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Rusia, Alexey Gruzdev, mengikuti acara tersebut.
"Per lima tahun US$800 miliar, kita butuh investasi agar kita bisa mencapai pertumbuhan 8 persen. Oleh karena itu, (butuh) investasi di berbagai sektor," ujar Airlangga.
Karena itu, Indonesia juga tetap melirik Rusia sebagai salah satu negara yang mesti ditingkatkan dalam berbagai kerja sama. Kerja sama itu, kata Airlangga, bakal melibatkan BP Danantara sebagai pengelola investasi strategis. Investasi ini penting di tengah ketidakpastian ekonomi global pasca munculnya gonjang-ganjing tarif belakangan ini.
Setidaknya, Airlangga mengungkapkan, potensi kerja sama bisa dikejar dari sektor migas, teknologi, investasi, sektor pangan, maupun pariwisata pembukaan penerbangan langsung Indonesia-Rusia selain Jakarta, seperti Moskow-Bali.
“Salah satu kerja sama dalam meningkatkan kerja sama pariwisata ini nantinya kita akan membuka bandara Moskow langsung ke Bali. Jadi nanti bukan hanya transit ke Jakarta tapi bisa langsung ke Bali,” ujar Airlangga.
Kerja sama lain juga bisa difokuskan, salah satunya investasi langsung perusahaan Rusia di Indonesia.
Selain itu, Airlangga berharap Rusia bisa menambah kuota pelajar asal Indonesia menimba ilmu di Rusia.
“Presiden Prabowo berharap kerja sama ini membuka peluang jangka panjang untuk pertukaran pelajar ya, terutama dengan memberikan kesempatan pendidikan yang lebih luas kepada pemuda untuk merasakan adanya pendidikan di luar negeri,” tambah Airlangga.

Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Rusia Alexey Gruzdev berbicara dalam Forum Bisnis Rusia-Indonesia di Jakarta pada 14 April 2025. (ANTARA/Cindy Frishanti)
Sebelumnya, Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Rusia, Alexey Gruzdev, pun menyatakan bahwa pihaknya siap melebarkan sayap perdagangan ke berbagai sektor. Apalagi, perdagangan Indonesia-Rusia masih terfokus satu dua produk.
Contohnya, Rusia masih fokus mengekspor bahan bakar dan energi seperti minyak mentah. Sementara ekspor Indonesia ke Rusia masih didominasi produk agroindustri seperti minyak sawit, minyak kelapa, mentega, dan kakao.
“Pasokan minyak sawit dari Indonesia merupakan komoditas utama, lebih dari 90 persen minyak sawit yang dikirim ke Rusia berasal dari Indonesia. Bisa dikatakan bahwa sawit merupakan vektor strategis kerja sama kita,” kata Gruzdev.
Rusia, kata Gruzdev, kini tertarik untuk menjajaki potensi kerja sama di bidang farmasi, pariwisata, hingga pembuatan kapal penumpang. Rusia juga akan menawarkan kerja sama pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir dan aplikasi non-energi dari teknologi nuklir kepada Indonesia.
Selain itu, Rusia juga siap menawarkan kerja sama dalam pengembangan teknologi informasi dan digital seperti perangkat lunak industri, solusi digital untuk sistem navigasi, kartografi, dan mesin pencarian di dunia maya.
“Kami dengan senang hati menawarkan semua ini ke pasar Indonesia,” kata dia.
Sebagai tambahan, forum bisnis di Hotel Raffles, Jakarta, itu digelar dengan melibatkan langsung Pusat Ekspor Rusia (REC). Forum yang digelar bareng Kamar Dagang Indonesia (KADIN) itu mempertemukan lebih dari 30 perusahaan Rusia dari berbagai sektor dengan jawatan bisnis di Indonesia.
Direktur Jenderal REC, Veronika Nikishina, mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar yang paling menjanjikan. Terlebih, Indonesia terus tumbuh dalam percaturan ekonomi global, negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN, dan anggota baru BRICS.
Selain memperat hubungan dagang, forum bisnis Rusia-RI tahun ini juga menandai peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Rusia dan Indonesia.














