Prabowo Tegaskan Evakuasi Warga Gaza Bukan Relokasi ala Trump

Presiden Mesir, Abdel Fatah El-Sisi, mengantar langsung Presiden Prabowo ke bandara untuk keberangkatan menuju Doha, Qatar, Sabtu (12/4/2025). Foto: BPMI Setpres/Jessica
FAKTA.COM, Jakarta - Presiden RI, Prabowo Subianto, menegaskan rencana evakuasi 1.000 warga Palestina terluka akibat serangan militer Israel dari Gaza ke Indonesia bukan bertujuan untuk merelokasi mereka dari rumahnya.
Presiden menjelaskan rencana evakuasi itu hanya bersifat sementara, bukan relokasi permanen yang digelorakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Jika situasi di Gaza kembali stabil, para penyintas perang yang dievakuasi itu nantinya akan dipulangkan kembali ke sana.
“Tidak, tidak, tidak. Kita ini untuk membantu,” kata Prabowo saat ditemui wartawan selepas menghadiri Antalya Diplomacy Forum di Kota Antalya, Turki, Jumat (11/4/2025) sore waktu setempat.
Presiden menekankan bahwa saat ini, rencana itu masih dikonsultasikan ke para pemimpin Palestina dan sejumlah pemimpin negara di kawasan Timur Tengah. Namun, Prabowo tidak menjelaskan siapa pemimpin Palestina yang akan ditemui, serta tempat dan waktunya.
“Ya, itu tawaran kami untuk ikut serta membantu masalah kemanusiaan, penderitaan rakyat Palestina yang begitu dahsyat. Kami ingin berbuat sesuatu,” kata dia.
Dia juga belum membagikan hasil konsultasinya dengan pemimpin Palestina itu dengan Presiden Uni Emirat Arab (UAE) Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) Al Nahyan maupun dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, saat bertemu di Dubai dan Ankara.
Prabowo siap evakuasi 1.000 warga Gaza yang terluka ke Indonesia untuk dirawat sementara, dengan syarat persetujuan dari Palestina dan pihak di Gaza. Ia akan berkonsultasi dengan negara-negara Arab soal langkah ini. Sebelumnya, ide relokasi warga Gaza juga didorong Trump dan… pic.twitter.com/hTJtlXfyOw
— Faktacom (@Faktacom_) April 10, 2025
Presiden melawat ke lima negara Timur Tengah sejak Rabu (9/4), di antaranya untuk berdiskusi mengenai krisis kemanusiaan di Gaza dan berkonsultasi mengenai rencana Indonesia mengevakuasi rakyat Palestina yang saat ini menjadi penyintas genosida Israel.
Kelima negara itu adalah UAE, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania.
Sebelumnya, Presiden menjelaskan rencana evakuasi warga Gaza itu dalam jumpa pers sebelum bertolak dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu dini hari.
“Ini sesuatu yang rumit, yang tidak ringan, tetapi komitmen Indonesia dalam mendukung keselamatan rakyat Palestina, mendukung kemerdekaan Palestina, saya kira mendorong pemerintah Indonesia untuk berperan lebih aktif,” kata Prabowo.
Presiden menjelaskan rencana tersebut untuk menindaklanjuti permintaan komunitas internasional agar Indonesia perlu berperan lebih aktif, mengingat Indonesia merupakan negara non-blok dan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
“Indonesia dianggap bisa diterima oleh semua pihak yang bertikai. Saya kira, posisi ini membuat kita memang memiliki tanggung jawab, karena itu saya sampaikan bahwa Indonesia siap bila diminta oleh semua pihak untuk berperan, kami siap berperan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan Indonesia,” katanya, menegaskan.
Terkait rencana evakuasi itu, Presiden Prabowo mengatakan bahwa Indonesia siap menampung kurang lebih 1.000 warga Palestina di Gaza untuk gelombang pertama, terutama mereka yang luka-luka, mereka yang kena trauma, anak-anak yatim piatu.
“Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka. Kami perkirakan jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama,” katanya.
MUI menolak usulan evakuasi warga Gaza ke Indonesia yang disampaikan Presiden Prabowo. Mereka menilai langkah itu bisa blunder dan justru mendukung agenda pengosongan Gaza yang diinginkan Israel dan AS.#Gaza #KonflikTimurTengah pic.twitter.com/a8cdmC3zxq
— Faktacom (@Faktacom_) April 12, 2025
Namun, dia menekankan rencana itu hanya akan berjalan setelah mendapatkan “lampu hijau” dari otoritas terkait dan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan.
“Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara sampai pulih kembali, dan pada saat pulih dan sehat kembali, kondisi Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka berasal. Saya kira itu sikap Pemerintah Indonesia. Untuk itu, saya harus konsultasi kepada pemimpin daerah tersebut,” kata Presiden.
Sejauh ini, Indonesia telah mengirimkan bantuan berupa makanan, alat-alat kesehatan, obat-obatan, pakaian, air bersih, untuk rakyat Palestina di Gaza, baik yang disalurkan melalui El Arish, Mesir, maupun yang diterjunkan langsung dari udara bekerja sama dengan Angkatan Udara Yordania.
Indonesia juga telah mengirimkan kapal rumah sakit KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat untuk sandar selama beberapa bulan di El Arish dan merawat korban-korban perang dari Gaza.
Indonesia juga mengirimkan tim dokter dan tenaga kesehatan ke Rafah, Gaza, untuk memberikan layanan kesehatan di rumah sakit lapangan milik UAE, dan di rumah sakit terapung, yang juga milik UAE, di El Arish, Mesir.
Dokter-dokter dan tenaga kesehatan yang saat ini bekerja merawat pasien di Gaza dan El Arish itu merupakan prajurit-prajurit TNI dari Korps Kesehatan tiga matra TNI. (ANT)














