MUI dan PBNU Tolak Rencana Evakuasi Warga Gaza ke RI: Blunder!

Warga Gaza, Palestina, pulang ke rumah yang tinggal reruntuhan usai dicapai kesepatakan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, Januari 2025. Sayangnya, gencatan senjata itu sudah berakhir dan Israel kembali bombardir Gaza. Foto: Times of Gaza
FAKTA.COM, Jakarta – Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi warga sipil dari Gaza ke Indonesia menuai sorotan tajam dari sejumlah organisasi masyarakat dan LSM Islam besar.
Sebelumnya, Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia siap mengevakuasi hingga 1.000 warga Gaza, Palestina, khususnya korban luka. Evakuasi itu sebagai bagian dari sikap kemanusiaan Indonesia terhadap krisis berkepanjangan di wilayah tersebut.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara terbuka menyatakan penolakan terhadap usulan tersebut. Rencana itu dinilai tidak tepat sasaran dan berpotensi menimbulkan berbagai persoalan baru.
"Saya tidak setuju evakuasi (1.000) warga Gaza ke Indonesia karena masalahnya bukan warga Gaza, tapi karena Israel yang menyerang dan tak patuh perjanjian," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis, dikutip dari MUIDigital, Jumat (11/4/2025).
Menurut Cholil, langkah yang benar seharusnya adalah menghentikan Israel menyerang Palestina. Ia juga mempertanyakan jaminan bagi warga Gaza untuk kembali, ketika nantinya dievakuasi ke Indonesia.
“Bukankah mereka sengaja dikeluarkan untuk memasukkan Israel ke Palestina," tegas Cholil.
Prabowo siap evakuasi 1.000 warga Gaza yang terluka ke Indonesia untuk dirawat sementara, dengan syarat persetujuan dari Palestina dan pihak di Gaza. Ia akan berkonsultasi dengan negara-negara Arab soal langkah ini. Sebelumnya, ide relokasi warga Gaza juga didorong Trump dan… pic.twitter.com/hTJtlXfyOw
— Faktacom (@Faktacom_) April 10, 2025
Rencana Prabowo ini memang banyak dikaitkan dengan rencana pengosongan wilayah Gaza oleh Israel dan Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari proposal perdamaian di Timur Tengah. MUI menilai rencana itu seakan untuk mempermudah pendudukan Israel di Gaza.
“Pertanyaannya untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut? Bukankah Israel dan Donald Trump sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza?" kata Wakil Ketua Umum MUI, Buya Anwar Abbas.
Menurut Anwar, langkah evakuasi hanya akan mempermudah Israel menduduki dan menguasai wilayah Gaza. Taktik ini sudah pernah dilakukan sebelumnya terhadap kota Yerussalem, katanya.
Anwar menegaskan bahwa seharusnya pemerintah Indonesia belajar dari sejarah dan bertindak dengan lebih cerdas. “Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel,” pungkasnya.
Penolakan yang sama juga dikeluarkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang menilai pengambilan sikap ini sebagai langkah blunder Prabowo.
“Saya mengatakan Pak Prabowo blunder, menurut saya itu tidak tepat,” kata Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil), dikutip dari nuonline, Jumat (11/4/2025).
Warga Palestina menolak usulan Presiden AS Donald Trump dan Israel untuk dipindahkan dari Gaza ke negara lain. Mereka menegaskan tidak akan tunduk pada upaya pengusiran dari tanah kelahiran mereka. #Palestina #Gaza pic.twitter.com/hYrntwGdUQ
— Faktacom (@Faktacom_) February 8, 2025
Gus Ulil menyebut rencana ini merupakan kesalahan fatal, apalagi jika benar-benar dilakukan. Sejalan dengan pandangan MUI, ia juga memandangnya sebagai upaya mewujudkan keinginan Israel untuk mengusir warga Gaza dan menduduki wilayah tersebut.
“Misi utama Netanyahu ingin mengosongkan Gaza, kosong dari warga Palestina. Jadi kalau kita ikut merelokasi warga Gaza, ya itu fatal,” kata Gus Ulil.
Menurutnya, pengosongan Gaza justru akan merugikan warga Gaza itu sendiri alih-alih menyelamatkan.
“Makanya proposal-proposal dari pihak mana pun yang ingin merelokasi warga Gaza keluar Palestina, itu akan sama saja bunuh diri bagi bangsa Palestina,” pungkasnya.














