Trump Gelorakan Lagi Batubara di AS, Hapus Aturan Hijau Biden

Istimewa
FAKTA.COM, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menandatangani perintah eksekutif untuk menggelorakan lagi industri batu bara di AS, Selasa (8/4/2025). Trump berharap AS akan kembali Berjaya di sektor energi dan tidak ketergantungan dengan negara lain.
“Merupakan suatu kehormatan bisa berada di sini dan mengambil langkah besar, langkah berani, di sektor energi,” ujar Trump kepada para wartawan saat upacara penandatanganan di Gedung Putih, Washington.
Trump menuding mantan Presiden Joe Biden dan Partai Demokrat telah berupaya menghapus industri batu bara AS selama empat tahun terakhir dengan agenda revolusi hijau versi mereka.
“Penipuan hijau versi Demokrat itu membunuh lapangan kerja dan membuat harga melonjak di AS. Sementara itu, China justru membuka dua pembangkit listrik tenaga batu bara setiap pekan, dan negara-negara lain juga kembali beralih ke batu bara dengan sangat agresif,” katanya.
Trump mengatakan akan memangkas regulasi yang tidak perlu demi tambang batubara yang lebih banyak dan hasilnya yang lebih masif di AS. "Kami akan mempercepat proses pemberian izin sewa tambang batu bara di lahan federal dan menyederhanakan proses perizinannya,” ujar Trump.
Ia juga telah menginstruksikan Menteri Energi, Chris Wright, untuk menggunakan miliaran dolar dana federal guna berinvestasi pada teknologi batu bara generasi berikutnya, serta menyelamatkan pembangkit listrik batu bara di negara bagian Arizona dari ancaman penutupan.
.@POTUS is given a rousing ovation by the hardworking Patriots of America's beautiful clean coal industry pic.twitter.com/TrZ2El4TEk
— Rapid Response 47 (@RapidResponse47) April 8, 2025
Selain itu, Trump mengatakan dirinya telah meminta Departemen Kehakiman untuk mengidentifikasi dan menentang aturan negara bagian atau lokal yang dinilai menyebabkan para pekerja tambang batu bara kehilangan pekerjaan.
Trump menegaskan akan memanfaatkan Undang-Undang Produksi Pertahanan (Defense Production Act) guna “mendorong secara agresif” kegiatan pertambangan batu bara di Amerika. Ia menekankan bahwa Amerika Serikat membutuhkan lebih dari dua kali lipat pasokan listrik saat ini.
“Sore tadi, saya menandatangani satu lagi perintah eksekutif untuk memperkuat jaringan listrik nasional dengan memastikan bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara selalu tersedia guna memenuhi lonjakan permintaan listrik,” tegasnya.
Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif impor baru, termasuk pada produk dari Indonesia. Kebijakan ini menuai kritik karena dinilai bisa memicu inflasi tinggi di AS. Ekonom Mariana Mazzucato menyebut tarif ini dapat menambah beban rumah tangga hingga $1.500 per tahun. Menlu… pic.twitter.com/JlooXdSnKx
— Faktacom (@Faktacom_) April 5, 2025
Tindakannya itu mendapat sambutan hangat perusahaan di sektor energi AS. Tony Campbell, CEO East Kentucky Power Cooperative, mengatakan perintah eksekutif Trump membuat listrik di AS akan tetapa menyala.
"Tuan Presiden, terima kasih sekali lagi atas tindakan Anda hari ini dan atas dukungan Anda terhadap koperasi listrik saat kita berupaya menjaga listrik tetap menyala di Amerika," kata Tony Campbell yang ikut hadir dalam acara penandatanganan perintah eksekutif Trump itu.
Penambang batu bara asal West Virginia, Jeff Crowe, juga senang bukan kepalang saat memberikan sambutan di Gedung Putih sebelum Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang meningkatkan industri batu bara Amerika.
"Pemerintahan sebelumnya telah melakukan semua yang mereka bisa untuk menghilangkan industri batu bara. Mereka melakukannya dengan pendekatan yang tidak etis dan tidak berpendidikan. Namun, kami masih kuat, masih di sini, dan kami masih dibutuhkan untuk membuat Amerika hebat lagi," kata Crowe. (White House/Anadolu/ANT)














