Fakta.com

Uni Eropa Siap Tinggalkan AS, Jajaki Indonesia, India, China

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Komisioner Uni Eropa, Ursula von der Leyen. Ilustrasi foto: Istimewa

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Komisioner Uni Eropa, Ursula von der Leyen. Ilustrasi foto: Istimewa

Google News Image

FAKTA.COM, Jakarta - Uni Eropa (EU) menjajaki penguatan hubungan dagang dengan Indonesia dan beberapa negara lain di Asia untuk merespons pemberlakuan tarif impor oleh Amerika Serikat. Langkah itu menjadi salah satu strategi yang akan dilakukan EU selain menempuh jalur negosiasi dengan AS.

Penguatan hubungan dagang itu diungkapkan Komisaris Uni Eropa untuk Keamanan Perdagangan dan Ekonomi, Maros Sefcovic, dalam konferensi pers usai menghadiri rapat darurat Dewan Perdagangan Luar Negeri EU di Brussels, Belgia, Senin (7/4/2025).

Selain dengan Indonesia, Uni Eropa juga akan meningkatkan hubungan perdagangan dengan India, Thailand, Filipina, dan negara-negara Teluk. Para negosiator EU juga akan dimintai masukan untuk mempercepat pembahasan soal perdagangan bebas dengan negara-negara tersebut.

Menurut Sefcovic, tarif impor AS saat ini berdampak pada produk ekspor EU senilai 380 miliar euro (sekitar Rp6.584 triliun), atau sekitar 70 persen dari total nilai ekspor, dengan besaran tarif 20–25 persen.

“Situasi perdagangan dengan AS, mitra terpenting kami, saat ini berada pada i titik kritis,” kata Sefcovic.

Dia menambahkan bahwa EU berupaya memulai pembicaraan secara terbuka dan jujur dengan pemerintah AS. EU telah mengajukan tawaran yang signifikan untuk menghapus tarif atas mobil dan semua produk industri.

“EU tetap terbuka dan lebih memilih negosiasi, tetapi kami tak akan menunggu selamanya tanpa adanya kemajuan yang berarti,” tambahnya.

Sampai kemajuan itu terlihat, EU akan menjalankan tiga strategi, yang salah satunya adalah memperkuat perdagangan dengan kawasan lain, termasuk Indonesia.

Strategi lainnya adalah mempertahankan kepentingan EU dengan tindakan balasan. Sefcovic memastikan Komisi Eropa telah mengkaji masukan soal tarif balasan dari negara-negara anggota dan lebih dari 660 pemangku kepentingan lainnya.

Daftar tarif balasan itu akan disampaikan ke negara-negara anggota EU untuk diputuskan pada 9 April, Jika disahkan, tarif-tarif balasan itu akan diberlakukan dalam dua tahap pada 15 April dan 15 Mei.

Sefcovic juga menegaskan bahwa EU tetap berkomitmen pada sistem perdagangan dunia meski AS menarik diri dari sebagian mekanismenya.

“EU menyumbang 13 persen dari perdagangan dunia. Prioritas kami, dan juga seluruh bagian WTO (Organisasi Perdagangan Dunia), adalah melindungi 87 persen lainnya dan memastikan sistem niaga dunia tetap berlaku bagi kita semua,” kata dia.

Seimbangkan Perdagangan dengan China

Sefcovic juga membahas hasil kunjungannya baru-baru ini ke Beijing, China, yang difokuskan pada upaya menyeimbangkan kerja sama perdagangan dan investasi dengan negara itu.

Sejumlah isu yang dibahas selama kunjungannya mencakup kelebihan kapasitas produksi, subsidi yang tidak adil, dan halangan akses pasar yang dialami produk Eropa.

EU juga menyampaikan kekhawatiran terhadap investasi China di sektor kendaraan listrik (EV) Eropa dan membahas cara memperkuat inovasi lokal.

Sefcovic menyatakan bahwa negosiasi tentang bea cukai menjadi langkah kunci dalam penguatan kerja sama mengingat 91 persen produk yang dipasarkan secara daring di kawasan Uni Eropa berasal dari China.

“Saya percaya hal itu menjadi langkah penting pertama untuk memastikan hubungan kita dengan China berada di jalur yang tepat,” kata dia. (Anadolu/ANT)

Trending

Update News