Israel akan Buka Blokade Bantuan ke Gaza, Takut Dihukum

Truk bantuan kemanusiaan mengantre di perbatasan Gaza. Foto: x.com/@IsraelMFA
FAKTA.COM, Jakarta - Militer Israel berencana mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza setelah blokade selama sebulan lebih. Media Israel melaporkan blokade dibuka karena Israel takut tuntutan hukum.
"Israel diperkirakan akan mengizinkan pengiriman kembali bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam beberapa minggu, dan dalam beberapa kasus bahkan lebih cepat, setelah penghentian pasokan selama lima minggu," lapor media Israel, Yedioth Ahronoth, Senin (7/4/2025).
Menurut surat kabar tersebut, petinggi militer dan anggota parlemen Israel sudah membahas kebutuhan mendesak untuk melanjutkan pasokan makanan ke Gaza. Untuk tahap awal, bantuan kemanusiaan akan terlebih dahulu difokuskan ke Rafah, Gaza selatan.
Yedioth Ahronoth melaporkan pembukaan blokade bantuan semata-mata "untuk menghindari pelanggaran hukum internasional yang dapat melibatkan tokoh militer dan politik terkemuka, khususnya mereka yang berada di Komando Selatan IDF (tentara)."
Aliran bantuan kemanusiaan itu akan dibuka dalam beberapa bulan mendatang. Israel akan berkoordinasi dengan organisasi bantuan internasional, tetapi tak akan memberi peran apapun bagi Hamas untuk menyalurkan bantuan.
“Israel tidak mentransfer dan tidak akan mentransfer bantuan apa pun ke Hamas,” kata sumber di militer Israel. Ia juga berkata bahwa tentara bertindak sesuai dengan perintah dari pimpinan politik.
Israel memblokir seluruh bantuan ke Gaza hingga Hamas menyetujui gencatan senjata baru yang diusulkan AS dan Israel. Netanyahu menuduh Hamas mengontrol bantuan dan menekan warga Gaza, sementara Hamas menolak gencatan senjata tanpa jaminan tahap kedua dan penarikan militer Israel.… pic.twitter.com/PXlGQTJqh4
— Faktacom (@Faktacom_) March 3, 2025
Sejak 2 Maret, Israel telah menutup perlintasan perbatasan Gaza, menghentikan aliran bantuan kemanusiaan, pertolongan, dan medis ke wilayah tersebut, yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut laporan pemerintah daerah dan lembaga hak asasi manusia.
Blokade tersebut merupakan bagian dari serangan baru terhadap Gaza yang telah menewaskan hampir 1.400 orang dan melukai lebih dari 3.400 lainnya sejak 18 Maret, meskipun ada gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan.
Pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk meningkatkan serangan terhadap Gaza di tengah upaya untuk melaksanakan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengusir warga Palestina dari daerah kantong tersebut.














