Lucunya Trump, Israel Kena Tarif 17 Persen, Lebih Besar dari Iran

PM Israel, Benjamin Netanyahu, diterima Presiden AS, Donald Trump, di Gedung Putih, 5 Februari 2025. Foto: X.com/@IsraeliPM
FAKTA.COM, Jakarta - Israel tidak luput dari pungutan tarif bea masuk Donald Trump. Presiden Amerika Serikat itu bahkan mengenakan tarif sebesar 17 persen, lebih tinggi dari banyak negara yang rata-rata mendapat 10 persen.
Lucunya, tarif terhadap Israel lebih tinggi daripada yang dikenakan Trump terhadap Iran. Republik Islam Iran hanya dikenai tarif sebesar 10 persen.
Padahal, semua juga tahu bahwa Israel merupakan sekutu utama AS di Timur Tengah, sementara Iran sudah lama menjadi musuh utama AS dan Israel dalam geopolitik di kawasan itu.
AS pun merupakan mitra dagang terbesar Israel. Merujuk data perdagangan AS, perdagangan bilateral antara Israel dan AS mencapai sekitar 37 miliar dolar AS pada 2024.
Ekspor barang Israel ke AS meliputi berlian, mesin, perangkat optik, obat-obatan, farmasi, dan peralatan elektronik, yang berjumlah lebih dari 22 miliar dolar AS pada 2024. Namun, memang Trump sepertinya tak pandang bulu lantaran AS mengalami defisit perdagangan dengan Israel hingga 7,4 miliar dolar.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif tambahan bagi negara-negara dengan surplus dagang terhadap AS, termasuk Indonesia. Langkah ini diklaim untuk mengembalikan keadilan perdagangan dan meningkatkan pendapatan serta industri manufaktur AS, sejalan dengan slogan “America… pic.twitter.com/pRzeZvR1Fn
— Faktacom (@Faktacom_) April 4, 2025
Leo Leiderman, seorang profesor ekonomi di Universitas Tel Aviv, mencatat bahwa sebagian besar ekspor Israel ke AS bukan dalam bentuk barang tetapi jasa, termasuk jasa keuangan dan konsultasi.
Selain itu, Israel juga lebih banyak mengekspor jasa dalam industri teknologi, yang juga dikenal sebagai industri teknologi tinggi, mesin pertumbuhan utama ekonomi Israel.
Contohnya, pada 2023, sekitar 70 persen ekspor teknologi Israel adalah jasa perangkat lunak. Sementara 30 persen sisanya merupakan barang fisik seperti barang-barang semikonduktor.
Karena itu, menurutnya, yang akan terkena dampak tarif Trump hanya sekitar 30 persen ekspor teknologi, terutama mesin, peralatan industri, dan barang-barang serupa.
Adapun produk farmasi kemungkinan besar akan dikecualikan, karena barang-barang tersebut dicakup oleh rezim tarif global yang seragam.
Leiderman percaya bahwa di sektor tertentu, seperti semikonduktor, Israel dapat menegosiasikan perlakuan khusus atau pengecualian, karena AS mengalami kekurangan chip komputer.
Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif impor baru, termasuk pada produk dari Indonesia. Kebijakan ini menuai kritik karena dinilai bisa memicu inflasi tinggi di AS. Ekonom Mariana Mazzucato menyebut tarif ini dapat menambah beban rumah tangga hingga $1.500 per tahun. Menlu… pic.twitter.com/JlooXdSnKx
— Faktacom (@Faktacom_) April 5, 2025
Kepala Ekonom Kementerian Keuangan Shmuel Abramzon, Kamis (3/5/2025), mengatakan bahwa Israel akan bernegosiasi dengan pemerintah AS tentang pembatalan atau pelunakan bea masuk AS yang diumumkan atas barang-barang Israel. Apalagi, kedua negara punya kesepatakan perdagangan bebas.
Sebelumnya, pada 1 April, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel telah membatalkan semua tarif atas barang yang diimpor dari AS, langkah yang diharapkan dapat memperkuat aliansi strategis bilateral dan menurunkan biaya hidup di Israel.
Perjanjian perdagangan bebas tahun 1985 antara AS dan Israel telah membebaskan 99 persen barang impor dari AS dari bea cukai, yang berarti keputusan saat ini hanya akan memengaruhi sejumlah produk yang sangat terbatas, terutama makanan impor dan produk pertanian.
Selain itu, Benjamin Netanyahu dikabarkan akan bertemu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada 7 April untuk membahas tarif. Bersamaan dengan tarif, agenda pertemuan tersebut dilaporkan juga akan mencakup situasi di Jalur Gaza dan krisis nuklir Iran.
Namun, rencana tersebut dapat berubah karena Netanyahu juga diperkirakan akan menjalani sidang kasus korupsinya. Selain itu, Netanyahu juga dilaporkan harus meminta kepada hakim untuk membatalkan sidang tersebut agar bisa pergi ke AS.
Netanyahu dan Trump terakhir kali bertemu pada awal Februari, setelah itu Presiden AS mengungkapkan rencana untuk mengambil alih kendali atas Jalur Gaza. (The Times of Israel/CNN/Sputnik)














