Gempa Myanmar: Korban Tewas 2056 Orang, Jenazah & Korban Menumpuk

Jenazah korban Gempa 7,7 Magnitudo yang mengguncang Myanmar menumpuk di sejumlah krematorium di Mandalay, Myanmar, Senin (31/3/2025). Foto: (Kan Kaung/Myanmar Now)
FAKTA.COM, Jakarta - Jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter yang mengguncang Myanmar, Jumat (28/3/2025), terus meningkat.
Berdasarkan data Dewan Administrasi Negara Myanmar, yang dicatat media MyanmarNow, jumlah korban tewas per 31 Maret telah mencapai 2056 orang, korban luka 3900 orang, dan korban hilang mencapai 300 orang.
Di tengah meningkatnya jumlah korban, rumah sakit di berbagai wilayah malah tak bisa beroperasi maksimal. Di Mandalay dan Naypyitaw, dua wilayah perkotaan terbesar yang terkena dampak gempa, para dokter kewalahan dan berjuang keras menangani banyaknya pasien.
“Rumah sakit selalu penuh dengan pasien bahkan dalam keadaan normal. Selama masa darurat ini, hampir tidak ada cukup ruang atau persediaan untuk merawat semua orang yang datang. Namun, staf tetap melakukan tugas mereka, meskipun kekurangan tenaga kerja,” kata seorang wanita berusia 50-an yang tinggal di Naypyitaw, ibu kota Myanmar.
Pada Jumat malam, beberapa jam setelah gempa terjadi, para saksi menggambarkan kekacauan di Rumah Sakit Umum Mandalay yang dikelola rezim. Para pasien tergeletak di tanah karena kurangnya tempat tidur.
“Dari pintu masuk rumah sakit, yang bisa saya lihat hanyalah pasien berserakan di mana-mana, berlumuran darah. Beberapa dokter duduk, kewalahan dan tidak dapat membantu,” kata seorang saksi kepada MyanmarNow.
Pada Senin, situasi masih juga belum terkendali. Banyak pasien dirawat di tempat penampungan sementara yang didirikan di tempat parkir dan tempat terbuka lainnya. Ada juga permintaan mendesak untuk donor darah, serta kebutuhan mendesak pasokan medis.
Gempa berkekuatan 7,7 Magnitudo mengguncang Mandalay, Myanmar, pada Jumat (28/3/2025) pukul 13.20 waktu setempat, menyebabkan banyak bangunan runtuh. Guncangan kuat terasa hingga Bangkok, Thailand, dan Yunnan, China, yang berjarak ribuan kilometer. Sejumlah gedung tinggi di… pic.twitter.com/FnbZZucZtp
— Faktacom (@Faktacom_) March 28, 2025
Yang memperburuk keadaan, gempa susulan dari gempa pertama terus berlanjut hingga akhir pekan, meningkatkan tingkat kecemasan para korban.
“Tadi malam, ketika saya menerima rontgen, gempa kembali mengguncang, dan anak saya harus menggendong saya dan lari ke tempat yang aman. Saya masih sedikit bingung dan panik,” kata seorang wanita berusia 60-an yang terluka setelah gempa pada Jumat.
Krematorium di Mandalay, kota yang paling parah dilanda bencana, pun kewalahan berjuang mengatasi meningkatnya jumlah korban tewas. Jenazah menumpuk saat banyak keluarga berusaha mengkremasi sanak famili mereka. Termasuk crematorium Kyanikan, Taung-Inn dan Myauk-Inn, pada Minggu (30/3/2025).
"Kemarin (Sabtu), kami mengkremasi lebih dari 300 jenazah. Pagi ini (Minggu), lebih dari 200 telah diproses," lapor MyanmarNow mengutip seorang warga yang tidak disebutkan namanya di lokasi kremasi.
Dua gempa bumi dahsyat terjadi di Myanmar, Jumat (28/3/2025). Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat, terjadi 2 kali gempa berkekuatan 7,7 dan 6,4 magnitudo di dekat kota Mandalay.
Gempa pertama terjadi tepatnya di 16 km (10 mil) barat laut kota Sagaing pada kedalaman 10 km (6 mil) pada Jumat sekitar pukul 12:50 siang waktu setempat. Hanya dalam hanya 11 menit, gempa kedua dengan kekuatan 6,4 kembali mengguncang. Pusat gempa masih berdekatan. (MyanmarNow)














