Junta Militer Menyerah, Ramai Negeri Jiran Bantu Myanmar

Reruntuhan sebuah kuil Budha di Mandalay, Myanmar, usai gempa 7,7 Magnitudo mengguncang daerah itu, Jumat (28/3/2025). Foto: MyanmarNow
FAKTA.COM, Jakarta - Sejumlah negara Asia menyampaikan solidaritas kepada Myanmar dan Thailand yang dilanda gempa bumi dahsyat dengan skala 7,7 magnitudo. Para jiran pun menawarkan bantuan kemanusiaan setelah sedikitnya 1.644 orang ditemukan tewas dan ratusan lainnya terjebak atau hilang.
Pencarian korban terus berlanjut karena jumlah korban meninggal akibat gempa bumi Myanmar diprediksi akan terus bertambah. Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menaksir jumlah korban bisa dalam rentang angka 10.000 hingga 100.000 orang.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, memperingatkan bahwa jumlah korban masih bisa bertambah, mengingat gempa tersebut menyebabkan kerusakan infrastruktur yang sangat parah.
Ia juga meminta bantuan internasional seiring upaya pencarian dan penyelamatan yang terus dilakukan di wilayah terdampak. Junta militer Myanmar telah mengumumkan keadaan darurat nasional sebagai tanggapan atas bencana tersebut.
Menanggapi permintaan bantuan itu, PBB mengerahkan sumber dayanya untuk membantu Myanmar. Ia pun memastikan bahwa PBB memiliki tim di lapangan guna membantu penanganan pascagempa.
“Pemerintah Myanmar telah meminta dukungan internasional, dan tim kami di Myanmar sudah menghubungi untuk mengerahkan sepenuhnya sumber daya kami di wilayah tersebut guna mendukung rakyat Myanmar,” ujar Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, turut menyampaikan belasungkawa kepada Myanmar dan Thailand. Ia menegaskan bahwa Jakarta siap membantu kedua negara dalam menghadapi situasi sulit ini.
"Indonesia siap memberikan segala dukungan yang diperlukan untuk upaya pemulihan di wilayah terdampak," ujar Prabowo, Jumat (28/3/2025).
Gempa berkekuatan 7,7 Magnitudo mengguncang Mandalay, Myanmar, pada Jumat (28/3/2025) pukul 13.20 waktu setempat, menyebabkan banyak bangunan runtuh. Guncangan kuat terasa hingga Bangkok, Thailand, dan Yunnan, China, yang berjarak ribuan kilometer. Sejumlah gedung tinggi di… pic.twitter.com/FnbZZucZtp
— Faktacom (@Faktacom_) March 28, 2025
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, dalam pernyataannya mengatakan sangat prihatin atas gempa kuat yang mengguncang Myanmar dan Thailand, yang menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur. Anwar juga menawarkan bantuan kemanusiaan dan menegaskan kesiapan Malaysia untuk mendukung upaya bantuan sesuai kebutuhan.
"Atas nama Malaysia, saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada semua yang kehilangan orang tercinta serta doa kami bagi mereka yang terluka dan mengungsi. Malaysia berdiri dalam solidaritas yang teguh dengan negara-negara tetangga dan sesama anggota ASEAN," tulisnya di X.
Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, juga menyampaikan belasungkawa dan mengatakan bahwa pihaknya berkoordinasi dengan mitra regional dan kemanusiaan dalam merespons bencana ini.
Perdana Menteri India Narendra Modi pada Jumat mengatakan bahwa New Delhi siap memberikan bantuan.
"Saya prihatin dengan situasi pasca-gempa di Myanmar dan Thailand. Saya berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan semua orang. India siap menawarkan segala bantuan yang mungkin diperlukan. Dalam hal ini, saya telah meminta otoritas terkait untuk siaga dan Kementerian Luar Negeri (MEA) untuk tetap berkomunikasi dengan pemerintah Myanmar dan Thailand," tulis Modi di X.
Dua pesawat India yang membawa 118 awak telah tiba di Myanmar, Sabtu. Mereka membawa peralatan untuk Kesehatan darurat seperti rumah sakit lapangan dan 60 ton bantuan kemanusiaan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Randhir Jaiswal, mengatakan India telah mengirim lima penerbangan yang membawa personel bantuan dan bantuan ke Myanmar pada hari Sabtu. Mereka adalah bagian dari upaya bantuan gempa India untuk Myanmar, yang dijuluki "Operasi Brahma".
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dan Kementerian Luar Negeri Pakistan juga menyampaikan belasungkawa.
"Kami sangat sedih dengan kabar memilukan tentang gempa dahsyat yang melanda Myanmar, Thailand, dan negara-negara tetangga. Pikiran kami bersama semua yang terdampak oleh tragedi ini, dan kami berdoa bagi mereka yang terkena dampak serta kesembuhan yang cepat bagi para korban luka," ujar Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam pernyataan resmi.
Gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 Magnitudo mengguncang Myanmar dan Thailand pada Jumat (28/3/2025), dengan pusat gempa terletak 12 km dari Sagaing, Myanmar. Guncangan kuat dirasakan hingga ke Bangkok, menyebabkan gedung-gedung tinggi bergoyang dan satu bangunan dalam konstruksi… pic.twitter.com/l6CYky4sAs
— Faktacom (@Faktacom_) March 28, 2025
Badan kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan banyak rumah sakit di Myanmar terutama di Mandalay, Magway, Naypyidaw, dan Sagain, mengalami kerusakan dan kehancuran yang para.
"(Rumah sakit) berjuang keras untuk mengatasi masuknya orang-orang yang terluka akibat gempa bumi," bunyi pernyataan OCHA, Sabtu.
Karena itu, PBB berharap seluruh organisasi internasional dan bala bantuan dikerahkan, termasuk bantuan medis dan pendirian rumah sakit darurat, yang kini sangat dibutuhkan.
"Organisasi internasional bersiap untuk mengerahkan tim bedah dan medis bergerak, bersama dengan rumah sakit lapangan, untuk menyediakan perawatan darurat yang menyelamatkan nyawa."
Koordinator Bantuan Darurat PBB telah mengalokasikan 5 juta dolar AS dari Dana Tanggap Darurat Pusat PBB (CERF) untuk mendukung upaya tanggap darurat di Myanmar. (MyanmarNow/Anadolu/Aljazeera)














