Dibatasi Israel, Masjid Al-Aqsa Dipenuhi 180 Ribu Jemaah Iktikaf

Foto; Istimewa
FAKTA.COM, Jakarta - Sekitar 180.000 jamaah melaksanakan salat Tarawih di Masjid Al-Aqsa, Yerussalem, Rabu (26/3/2025). Selain Tarawih, mereka juga beriktikaf di malam ke-27 Ramadan untuk mencari keberkahan Lailatul Qodar.
Otoritas Israel dilaporkan mencegah sejumlah besar jamaah Palestina untuk mencapai tempat suci tersebut. Mereka menolak masuk sebagian jemaah di pos pemeriksaan Qalandia dan Bethlehem, kata kantor berita Palestina Wafa.
“Pasukan pendudukan Israel melarang ribuan warga Palestina mencapai Yerussalem yang mereka duduki untuk memperingati Lailatul Qodar di Masjid Al-Aqsa,” ucap kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Otoritas Israel mengklaim bahwa banyak warga Palestina tidak membawa dokumen yang sah. Pusat Informasi Wadi Hilweh, sebuah kelompok HAM di Yerussalem, mengatakan dalih umum itu biasa digunakan untuk membenarkan pembatasan ke Al-Aqsa.
Otoritas Israel juga melarang warga Palestina dari Tepi Barat yang berusia di bawah 55 tahun untuk pria dan 50 tahun untuk wanita memasuki Yerusalem.
“Ribuan orang berbondong-bondong ke pos pemeriksaan Qalandiya dan pos pemeriksaan ‘300’ antara kota Betlehem di Tepi Barat selatan dan Yerusalem, tetapi pasukan pendudukan—yang telah memperkuat kehadiran mereka di kedua pos pemeriksaan—mencegah mayoritas memasuki kota suci tersebut,” tambahnya.
Warga Palestina menghadapi krisis selama Ramadan akibat kebijakan Israel, termasuk pembatasan akses ke Masjid Al-Aqsa, penutupan Masjid Ibrahimi, serangan pemukim ilegal, serta pemblokiran bantuan dan listrik ke Gaza.#Palestina #Ramadan pic.twitter.com/wGFqM25fC1
— Faktacom (@Faktacom_) March 11, 2025
Meskipun Israel memberlakukan pembatasan, warga Palestina tetap semangat beriktikaf. Saksi mata mengatakan bahwa ratusan bus tiba di Yerusalem dari kota-kota dan desa-desa Arab di dalam Israel sebagai bagian dari kampanye lokal untuk menghidupkan kembali Lailatul Qadar di Al-Aqsa.
Pasukan Israel juga telah memberlakukan pembatasan terhadap wartawan yang meliput berbagai peristiwa di Al-Aqsa bulan ini. Pihak berwenang dilaporkan telah melarang sedikitnya 13 wartawan memasuki kompleks Al-Aqsa.
Di antara mereka adalah Basem Zidani. Zidani mendapat keterangan dari pasukan Israel bahwa Namanya masuk dalam berkas rahasia yang menunjukkan bahwa kehadirannya di Masjid Al-Aqsa, khususnya selama bulan Ramadan, akan "mengganggu ketertiban umum".
Zidani mengatakan bahwa ia dipanggil ke kantor polisi Qishleh, di mana ia diinterogasi oleh seorang petugas polisi yang kemudian mengatakan kepadanya bahwa ia akan dilarang memasuki kompleks Al-Aqsa.
Wartawan tersebut berusaha untuk menentang larangan ini melalui organisasi hak asasi manusia setempat, tetapi tidak berhasil. "Jelas bahwa saya menjadi sasaran karena pekerjaan jurnalistik saya selama perang di Gaza, tetapi saya tidak menyesalinya," kata Zidani. (New Arab/Anadolu)














