Trump akan Kurangi Tarif buat China jika Setuju soal Tiktok AS

Akun Tiktok milik Donald Trump
FAKTA.COM, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan akan memberikan pengurangan tarif kepada China jika negara itu menyetujui kesepakatan soal TikTok.
"China harus ikut berperan dalam hal itu [kesepakatan], mungkin dalam bentuk persetujuan, dan saya pikir mereka akan melakukannya," kata Trump kepada wartawan, Rabu (26/3/2025).
"Mungkin saya akan beri mereka sedikit pengurangan tarif atau sesuatu untuk menyelesaikan hal itu."
Apple dan Google menghapus TikTok di toko aplikasi mereka pada 19 Januari, setelah undang-undang melarang aplikasi berbagi video milik China itu digunakan di AS.
Penghapusan itu terus diberlakukan bahkan setelah Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menunda pelarangan platform yang digunakan oleh jutaan warga Amerika itu selama 75 hari.
Aplikasi tersebut kembali tersedia pada Februari 2025 setelah Jaksa Agung AS, Pam Bondi, menyurati Apple dan Google bahwa larangan terhadap TikTok tidak berlaku secara serta-merta.
Pada 17 Januari, para hakim Mahkamah Agung dengan suara bulat mendukung pelarangan TikTok di seluruh AS dengan dalih keamanan nasional. Namun, Gedung Putih mengatakan bahwa keputusan akhir tentang pelarangan itu ada di tangan pemerintah.
@fakta_pangea Presiden Terpilih AS, Donald Trump, menyampaikan pidato kemenangan di Capital One Arena, Washington. Dalam pidatonya, Trump mengumumkan bahwa TikTok akan kembali beroperasi di AS setelah sebelumnya dilarang. Ia menegaskan bahwa TikTok berperan besar dalam kemenangan dirinya pada Pilpres AS 2025. #DonaldTrump #PidatoKemenangan #TikTok ♬ original sound - Fakta Pangea
Sebagaimana diketahui, Pemerintahan Trump juga sedang membahas pengalihan kendali operasional TikTok AS kepada sekelompok investor Paman Sam.
National Public Radio (NPR), Sabtu (25/1/2025), melaporkan Trump kemungkinan akan memberi kesempatan kepada Oracle dan sekelompok investor AS untuk mengendalikan TikTok.
Berdasarkan sumber yang tidak disebutkan namanya, ByteDance akan tetap mempertahankan sebagian kecil saham di TikTok. Namun, algoritma TikTok, pengumpulan data, dan pembaruan perangkat lunak akan dikelola perusahaan AS.
Dengan begitu, para investor AS dapat memperoleh saham mayoritas di aplikasi tersebut.
"Tujuannya adalah agar Oracle secara efektif mengawasi dan memantau apa yang terjadi dengan TikTok," ujar salah satu sumber yang terlibat dalam pembicaraan tersebut kepada NPR.
Selain Oracle, Microsoft juga terlibat dalam kemungkinan kesepakatan ini. Sementara Walmart yang sebelumnya terlibat dalam pembicaraan serupa pada 2020, memilih untuk tidak melanjutkan karena tingginya nilai aplikasi tersebut.
Menurut sejumlah sumber tersebut, Oracle tertarik memiliki saham di TikTok dengan nilai mencapai puluhan miliar dolar, meskipun detail kesepakatan tersebut masih dalam tahap pembahasan.
Hingga saat ini, perwakilan dari Microsoft, Oracle, TikTok, dan Gedung Putih belum memberikan komentar resmi terkait pembicaraan itu. (Sputnik/USA Today/NPR/CNN)














