Pertama Kali, Jepang akan Rawat Warga Palestina dari Gaza

Sekelompok warga Distrik Chuo, Kota Fukuoka, Jepang, menyerukan perdamaian di Gaza pada 22 Oktober 2023. (Mainichi/Kohei Shimizu)
FAKTA.COM, Jakarta - Jepang akan menerima dan merawat warga Palestina yang terluka dari Jalur Gaza. Ini merupakan momentum pertama kali Jepang memberikan dukungan langsung kepada korban serangan Israel dari Gaza.
Menurut Kantor Berita Kyodo, setidaknya dua warga Gaza yang terluka tiba di Jepang, Rabu (26/3/2025). Kedua pasien itu akan dirawat di Rumah Sakit Pusat Pasukan Bela Diri Jepang di Tokyo.
Sejak bulan lalu, Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, berupaya mencari cara agar Jepang bisa memberikan bantuan medis kepada warga Palestina. Akhirnya, program bantuan itu bisa terselenggara setelah Jepang bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Kami berupaya menemukan cara untuk menerima orang-orang yang sakit atau terluka di Gaza agar dapat dirawat di Jepang," kata Ishiba sebuah rapat dengan parlemen.
Bukan cuma bantuan medis, Jepang juga siap membantu warga Palestina melalui program pendidikan. Negeri Sakura menyiapkan inisiatif khusus bagi mahasiswa Palestina untuk melanjutkan studi di sejumlah universitas.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 50 ribu warga Palestina tewas akibat agresi militer brutal Israel di Gaza. Kebanyakan korban ewas merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara itu, sedikitnya 113.700 warga Gaza lainnya mengalami luka-luka.
Saat ini, warga Gaza masih dihantui agresi militer Israel untuk kesekian kalinya setelah kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel hanya bertahan di tahap pertama selama 45 hari sejak 19 Januari.
Pada 18 Maret, militer Israel kembali menggempur Jalur Gaza lewat serangan Udara. Serangan itu telah menewaskan hampir 800 orang dan melukai lebih dari 1.600 lainnya.
Israel tak berhenti sampai di situ. Beberapa hari setelahnya, Tel Aviv pun mengerahkan operasi darat ke Jalur Gaza.
Sebelum tahap pertama berakhir, Israel sudah menekan Hamas dengan berbagai skenario agar lebih banyak warga Israel yang disandera Hamas dibebaskan. Bahkan, Israel tega menyetop aliran bantuan kemanusiaan hingga memutus aliran listrik ke Gaza agar keinginannya dituruti Hamas.
Israel pun mengklaim telah mendapat restu Amerika Serikat untuk kembali menyerang Gaza. Apalagi, AS dan Israel menuduh Hamas menolak usulan gencatan senjata tambahan tahap pertama dengan syarat pembebasan sandera lebih banyak. (Kyodo/Japan Times)














