Rusia Sepakati AS soal Keamanan Pelayaran di Laut Hitam

Istimewa
FAKTA.COM, Jakarta - Rusia mengumumkan telah bersepakat denga Amerika Serikat untuk memastikan keamanan pelayaran di Laut Hitam. Kesepakatan dicapai setelah delegasi dari kedua negara menggelar pertemuan di Riyadh, Arab Saudi, Senin (24/3/2025).
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, kantor Presiden Rusia (Kremlin) mengatakan, keamanan pelayaran itu mencakup penerapan Prakarsa Gandum Laut Hitam. Selain itu, AS juga siap untuk membantu memulihkan ekspor produk pertanian dan pupuk Rusia.
Di lain kesempatan, pihak Gedung Putih menyatakan akan mengembangkan langkah-langkah yang melarang penyerangan terhadap fasilitas energi di Rusia dan Ukraina.
"(Kedua negara) memastikan navigasi yang aman, menghilangkan penggunaan kekuatan, dan mencegah penggunaan kapal komersial untuk tujuan militer di Laut Hitam," kata pernyataan Gedung Putih, Selasa.
Disebutkan pula, kesepakatan itu akan berlaku segera setelah pembatasan dan sanksi tertentu terhadap Rusia dicabut, termasuk yang dikenakan pada Rosselkhozbank dan organisasi keuangan lainnya.
“Rusia dan Amerika Serikat akan terus berupaya mencapai perdamaian yang langgeng dan tahan lama,” tulis pernyataan itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin menolak gencatan senjata penuh selama 30 hari dalam perang dengan Ukraina, tetapi setuju menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi. Donald Trump menerima syarat Putin dan menyebut gencatan senjata energi sebagai langkah awal menuju… pic.twitter.com/nH5ZtB3PxH
— Faktacom (@Faktacom_) March 19, 2025
Kesepakatan yang sama juga dicapai AS dengan Ukraina. "Amerika Serikat dan Ukraina menyambut baik bantuan negara ketiga dengan tujuan untuk mendukung pelaksanaan perjanjian energi dan maritim," lanjut pernyataan Gedung Putih.
AS juga meminta aksi saling serang dan pembunuhan dalam konflik Rusia-Ukraina harus dihentikan. Karenanya, Gedung Putih berjanji AS akan terus memfasilitasi negosiasi untuk mencapai resolusi damai sesuai dengan kesepakatan di Riyadh.
Kedua negara juga sepakat mengembangkan langkah-langkah untuk melaksanakan perjanjian Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, untuk melarang serangan terhadap fasilitas energi Rusia dan Ukraina.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, yang merupakan bagian dari delegasi Kiev, mengonfirmasi poin-poin kesepakatan tersebut dalam sebuah pernyataan di Facebook.
Namun, dia mencatat bahwa Kiev akan menganggap pergerakan kapal militer Rusia di bagian timur Laut Hitam sebagai pelanggaran kesepakatan dan "ancaman terhadap keamanan nasional Ukraina."
"Dalam hal ini, Ukraina akan memiliki hak penuh untuk menggunakan hak membela diri," kata Umerov.
Ia juga mengatakan sangat penting untuk mengadakan konsultasi teknis tambahan sesegera mungkin guna menyetujui nuansa kesepakatan yang tersisa untuk melaksanakannya secara efektif. (Anadolu/ANT)














