Hari Quds Sedunia, Iran Tak Henti Kutuk Israel

Sekelompok orang melakukan unjuk rasa damai untuk merayakan Hari Quds Sedunia di London, Inggris, Senin (24/3/2025). Foto: Istimewa
FAKTA.COM, Jakarta - Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia menggelar buka puasa bersama sekaligus peringatan jelang Hari Quds Sedunia di Rumah Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, Senin (24/3/2025).
Hari Quds sedunia merupakan peringatan tahunan untuk menyatakan dukungan terhadap Palestina, seraya menentang pendudukan Israel di wilayah Palestina. Hari Quds dirayakan setiap Jumat terakhir di bulan Ramadan.
Quds merupakan nama resmi Yerussalem dalam bahasa Arab. Mengutip dari Aljazeera, pemimpin pertama Iran, Rohullah Khomeini, menetapkan Hari Quds sejak 1979, tak lama setelah adanya revolusi Iran.
Dalam peringatan Hari Quds kali ini, Kedubes Iran Kembali mengecam keras serangan yang terus diluncurkan Israel ke Palestina, terutama Gaza, dalam beberapa hari terakhir.
“Dengan mendekatnya Hari Internasional Quds, Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta mengutuk pelanggaran besar terhadap hak-hak rakyat Palestina,” sebut pernyataan resmi Kedubes Iran yang diterima Fakta.com, Selasa (25/3/2025).
Kedubes Iran juga menyerukan kepada seluruh negara, organisasi internasional terutama masyarakat di negara merdeka untuk meningkatkan tekanan politik dan ekonomi terhadap rezim Israel. Kedubes Iran meyakini langkah itu bisa membantu mengembalikan hak-hak rakyat Palestina.
Dalam pidato sambutannya, Mohammad Boroujerdi, juga agar seluruh pihak menyoroti penindasan dan perampasan hak terhadap warga Palestina. “Kita wajib menghentikan kebiasaan kabar pembunuhan dan penindasan yang terjadi di Palestina,” ujar Boroujerdi.
Sebagaimana diketahui, Israel kembali meluncurkan serangan Udara dan membombardir wilayah Jalur Gaza sejak Selasa (18/3). Serangan itu mengakhiri gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dimulai pada 19 Januari 2025.
Melansir dari berbagai sumber, lebih dari 700 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.000 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara itu. Bukan cuma serangan Udara, Israel juga kini melancarkan lagi operasi darat militer untuk merangsek ke berbagai titik di Gaza.
Sejak Oktober 2023, sudah 50.000 warga Palestina tewas akibat serangan genosida Israel. Korban tewas terbesar yakni wanita dan anak-anak. Selain itu, lebih dari 113 ribu warga Palestina lainnya mengalami luka berat hingga ringan akibat serangan militer Israel.
Gaza pun bak kota mati dengan hampir tak ada bangunan yang tersisa di kantong Palestina dekat Mesir itu. Gaza kini tinggal puing-puing.
Masyarakatnya pun terancam kelaparan sejak Israel memblokade bantuan kemanusiaan. Pun, tampak seperti tak ada kehidupan setelah Israel juga memutus pasokan listik ke wilayah tersebut.














