Netanyahu Angkat Lagi Ben Gvir Jadi Menteri Keamanan Israel

Itamar Ben Gvir di Kompleks Masjid Al Aqsa, Palestina. Dok. Temple Mount Administration Israel
FAKTA.COM, Jakarta - Pemerintah Israel secara resmi menyetujui adanya pengangkatan kembali pemimpin sayap kanan ekstrem Partai Otzama Yehudit, Itamar Ben Gvir, sebagai Menteri Keamanan Nasional, Rabu (19/3/2025).
Keputusan pemerintah untuk tetap mendukung Ben Gvir menggambarkan dinamika politik yang semakin memanas di dalam koalisi pemerintahan Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu. Bahkan, Netanyahu mengabaikan keberatan Jaksa Agung, Gali Baharav-Miara, yang menyebut pengangkatan Ben Gvir bisa menyalahi aturan.
Mahkamah Agung Israel dilaporkan menolak pengangkatan Ben Gvir. Alasannya, Ben Gvir terlibat proses pelanggaran hukum yang meruntuhkan hak-hak demokrasi Israel. Selain itu, Ben Gvir mendukung adanya penyiksaan terhadap warga Palestina yang terus terjadi.
Namun, Parlemen Israel (Knesset) diperkirakan akan memberikan lampu hijau untuk Netanyahu mengangkat Ben Gvir bersamaan dengan kembalinya anggota Otzma Yehudit lainnya yakni Yitzhak Wasserlauf dan Amichai Eliyahu ke dalam kabinet.
Sebelumnya, Otzma Yehudit merupakan salah satu partai kunci dalam pemerintahan Netanyahu. Namun, Ben Gvir sempat mundur karena menolak pembicaraan rencana gencatan senjata yang disepakati Israel dengan Hamas sebelum Januari lalu.
Kini, posisi Ben Gvir diyakini mampu membantu Netanyahu mempertahankan stabilitas politiknya di tengah tekanan domestik dan internasional. Nahasnya, langkah ini juga berisiko memperburuk hubungan Israel dengan komunitas internasional.
@fakta_pangea Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Yerusalem, menolak serangan darat ke Gaza yang menewaskan lebih dari 400 orang dan bisa membahayakan sandera Israel. Mereka juga memprotes pemecatan Kepala Shin Bet Ronen Bar, yang dianggap sebagai manuver politik Benjamin Netanyahu. #Israel #Gaza ♬ original sound - Fakta Pangea
Sejumlah negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, telah mengkritik kebijakan sayap kanan ekstrem di pemerintahan Israel dan menyuarakan keprihatinan terhadap meningkatnya ketegangan di kawasan. Apalagi, Ben Gvir, terkenal pro terhadap pendudukan wilayah Palestina dan pengusiran warga etnis Arab.
Politik dalam negeri Israel bergolak setelah Netanyahu mengumumkan akan memecat Direktur Shin Bet (Badan Intelijen Dalam Negeri), Ronen Bar. Keputusan ini dipicu oleh ketidakpercayaan Netanyahu terhadap Ronen Bar ketika menjabat Shin Bet.
Keputusan ini pun mendapat reaksi keras dari Ronen Bar dan sejumlah politisi Israel. Meskipun bertanggung jawab atas Shin Bet dalam kegagalan mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza, Bar mengatakan bahwa pemecatannya tidak terkait dengan hal itu.
"Harapan perdana menteri akan kesetiaan pribadi (saya), bertentangan dengan kepentingan publik. Harapan yang sepenuhnya tidak pantas," kata Bar.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Hamas bertanggung jawab atas perang sejak 7 Oktober 2023 karena menyerang, membunuh, dan menculik warga Israel. Netanyahu menyatakan serangan Israel ke Gaza pada 18 Maret terjadi karena Hamas menolak tawaran gencatan… pic.twitter.com/pjxXc68Hba
— Faktacom (@Faktacom_) March 19, 2025
Para politisi Israel pun mengklaim pemecatan ini bersifat politis tanpa adanya pertimbangan profesional. Pemimpin Partai Demokrat Israel, Yair Golan, menuduh Netanyahu mencoba menyingkirkan orang-orang yang menentangnya demi kepentingan pribadi.
“Pemecatan Direktur Shin Bet merupakan upaya keputusasaan seorang terdakwa kriminal untuk menyingkirkan seseorang yang setia kepada Israel dan yang sedang menyelidiki Netanyahu dan lingkaran dekatnya atas pelanggaran serius dan gelap serta tidak bersedia menutupinya," kata Golan.
Ia juga memperingatkan bahwa keputusan ini akan memicu perlawanan besar di kalangan politik dan militer, serta berpotensi mengganggu stabilitas dalam negeri.
Menurut para politisi, kasus pemecatan Ronen Bar ini mirip pemecatan eks Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Herzi Halevi.
Keputusan Netanyahu untuk memecat sebagian pejabat pemerintahannya dipandang sebagai upaya untuk mengamankan posisinya di tengah kritik yang semakin tajam, baik dari oposisi maupun dari dalam pemerintahannya sendiri. (The Times of Israel/Al Arabiya/Aljazeera/France24)














