Trump dan Putin Bahas Gencatan Senjata di Ukraina Pekan ini

Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. FOTO: Mikhail Metzel/TASS
FAKTA.COM, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, diperkirakan akan melakukan pembicaraan mengenai rencana gencatan senjata 30 hari dengan Ukraina.
“Kedua presiden akan mengadakan diskusi yang kiranya baik dan positif minggu ini,” ujar utusan khusus Trump, Steve Witkoff, kepada CNN internasional, Minggu (16/3/2025).
Akhir pekan kemarin, Steve Witkoff, melancong ke Moskow untuk menyampaikan hasil pertemuan AS dengan Ukraina kepada Rusia.
Sebelumnya, Moskow menyatakan bahwa Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, telah menghubungi Menlu Rusia, Sergey Lavrov membahas adanya aspek konkret implementasi kesepahaman yang dicapai oleh pertemuan AS-Rusia di Arab Saudi, bulan lalu.
Pertemuan di Riyadh pada bulan Februari merupakan pertemuan tingkat tinggi pertama antara AS dan Rusia sejak Moskow melancarkan invasinya ke Ukraina pada Februari 2022.
“Sargey Lavrov dan Macro Rubio sepakat untuk berkomunikasi,” ujar Kemenlu Rusia tanpa menyebutkan gencatan senjata yang diusulkan oleh AS.
@faktacom Ukraina menyetujui gencatan senjata 30 hari dengan Rusia setelah pertemuan dengan AS di Arab Saudi. Presiden Zelenskyy berharap hal ini menghentikan serangan dan meningkatkan keamanan Ukraina. Presiden AS Donald Trump akan membujuk Rusia untuk menyetujui kesepakatan tersebut. #Ukraina #Rusia ♬ original sound - Faktacom
Jubir Departemen AS, Tammy Bruce, Sabtu (15/3), juga mengatakan bahwa para pejabat kedua negara tersebut akan membahas adanya gencatan senjata itu.
Sebelumnya, Putin menegaskan setuju melakukan gencatan senjata dengan Ukraina selama 30 hari. Namun, Putin meminta gencatan senjata itu mesti mengatasi akar masalah perang Rusia-Ukraina.
"Kami setuju dengan usulan untuk menghentikan permusuhan, tetapi kami melihat fakta bahwa gencatan senjata ini harus dapat mengarah pada perdamaian jangka panjang dan menghilangkan penyebab awal krisis ini," kata Putin dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di Moskow, Rusia, Kamis (13/3/2025).
Putin mendukung gagasan Amerika Serikat untuk mengakhiri perang dengan cara damai, namun Putin setuju gencatan senjata berdasarkan situasi yang berkembang di lapangan. Menurutnya, terdapat masalah utama yang harus ia dibicarakan dulu dengan AS.
"Dan saya pikir kami perlu berbicara dengan rekan dan mitra Amerika kami. Mungkin dengan menghubungi Presiden Trump," kata Putin.
@fakta_pangea Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyetujui usulan gencatan senjata 30 hari dengan Ukraina dari AS, namun masih mempertimbangkan situasi di lapangan, terutama di Kurks. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meragukan ketulusan Putin, menilai pernyataannya manipulatif dan berpotensi menggagalkan gencatan senjata dengan berbagai syarat tambahan. #GencatanSenjata #RusiaUkraina ♬ original sound - Fakta Pangea
Vladimir Putin pun mengingatkan bahwa pengawasan terhadap jalannya gencatan senjata harus benar-benar dipantau detail, terutama di perbatasan Rusia-Ukraina yang begitu panjang.
Apalagi, katanya, wilayah perbatasan Rusia di Kursk masih menjadi medan pertempuran hingga kini. Putin mengatakan wilayah itu sekarang berada di bawah kendali militer Rusia, tempat Ukraina melancarkan serangan Agustus lalu.
Di sisi lain, kata Putin, Ukraina menyepakati gencatan senjata dengan perasaan terpaksa setelah ditekan AS. Sehingga, Putin masih mewaspadai sikap Kyiv terkait gencatan senjata itu.
Pernyataan Putin itu ditanggapi Presiden Ukrain Volodymyr Zelenskyy dengan sedikit nyinyir. Menurutnya, kata-kata Putin manipulatif.
Menurut Zelenskyy, pidato Putin menandakan penolakan. Putin akan ajukan banyak syarat untuk mau gencatan senjata hingga gagal dan lanjut perang. (Aljazeera/The Guardian/SCMP)














