PBB Imbau AS Hentikan Serangan ke Yaman

Presiden Amerika Serikat, Donad Trump, saat mengomandoi serangan militer AS ke Yaman untuk menghancurkan situs penting Houthi, Sabtu (153/2025). Foto: X.com/@WhiteHouse
FAKTA.COM, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta Amerika Serikat menghentikan serangan militer yang membombardir Yaman. PBB khawatir serangan AS malah membuat kelompok Houthi Yaman semakin rajin menyerang kapal-kapal perdagangan di Laut Merah.
“Kami menyerukan pengendalian diri sepenuhnya dan penghentian semua aktivitas militer,” kata juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, di New York, Minggu (16/3/2025).
Ia menambahkan bahwa eskalasi lebih lanjut dapat memperburuk ketegangan di Timur Tengah. Selain itu, serangan AS bisa memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat parah di Yaman akibat perang saudara.
Dujarric menegaskan kembali bahwa PBB menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, dalam setiap tindakan yang dilakukan.
“PBB tetap berkomitmen untuk terus mengupayakan de-eskalasi lebih luas di Yaman serta terlibat dengan pihak-pihak terkait, baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional, guna mencapai solusi damai yang berkelanjutan dan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Yaman,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (15/3), Presiden AS Donald Trump memerintahkan militer AS untuk membombardir kelompok Houthi di Yaman. Akibat serangan itu, BBC melaporkan sedikitnya 53 orang tewas dan 98 orang terluka di Yaman.
Sebagai tanggapan, juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengumumkan bahwa pasukannya telah melancarkan operasi balasan menargetkan kapal induk militer AS, USS Harry S. Truman, dan kapal-kapal pengawalnya di Laut Merah bagian utara. Serangan itu dilakukan menggunakan 18 rudal balistik dan jelajah serta pesawat nirawak (drone).
Untuk diketahui, dalam setahun terakhir, Houthi menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah menggunakan rudal dan drone. Serangan Houthi yang diklaim sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina itu menyebabkan gangguan perdagangan global.
Kelompok tersebut menghentikan serangan ketika gencatan senjata antara Hamas-Israel di Gaza diberlakukan pada Januari. Namun, mereka mengancam akan melanjutkan serangan ketika Israel memblokir seluruh bantuan ke Gaza pada 2 Maret. (Anadolu/BBC/ANT)














