Indonesia akan Bangun Rumah Sakit Ibu dan Anak di Gaza

Ketua Maemuna Center Indonesia Onny Firyanti Hamidi dalam konferensi pers di Ruang Diplomasi, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (7/3/2025). ANTARA/Tri Meilani Ameliya.
FAKTA.COM, Jakarta – Indonesia siap membangun rumah sakit ibu dan anak di Jalur Gaza, Palestina. Pembangunan RSIA itu diinisiasi Yayasan Maemuna center Bersama Aqsa Working group.
RSIA tersebut akan dibangun di atas tanah wakaf seluas 5.000 meter persegi yang dihibahkan Kementerian Kesehatan Palestina. Rencananya, RSIA Indonesia di Gaza terdiri dari 4 lantai total luas bangunan 10.310 meter persegi.
Lokasi RSIA itu nantinya berada dekat RS Anak Al-Rantisi di Kota Gaza. Pihak Indonesia telah mencapai kesepatakan kerja sama dengan yayasan Al-Aqsa dan pemerintah Palestina untuk segera membangun RSIA tersebut.
Ketua Maemuna Center Indonesia, Onny Firyanti Hamidi, menjelaskan bahwa pembangunan RSIA itu sebagai salah satu langkah konkret Indonesia dalam menolong korban serangan Israel, terutama bagi ibu dan anak-anak yang berada di Gaza.
“Kami akan berkomitmen untuk membangun RSIA di Gaza. Hal ini menjadi aksi nyata meningkatkan layanan kesehatan ibu dan anak, terutama pada layanan kesehatan komprehensif bagi ibu hamil dan juga layanan fasilitas kesehatan pasca konflik,” ujar Hamidi dalam acara peresmian inisasi kerjasama tersebut dilaksanakan di Kantin Diplomasi Kementerian Luar Negeri RI, Jumat (14/3/2025).
Pemerintah Indonesia berencana membangun 'Kampung Indonesia' di Jalur Gaza sebagai bagian dari rekonstruksi pascakonflik. Pemerintah bertindak sebagai fasilitator untuk mempermudah penyaluran bantuan yang selama ini terkendala ketatnya pengawasan di Mesir, Yordania, dan Israel.… pic.twitter.com/VVSIXr9JoC
— Faktacom (@Faktacom_) February 27, 2025
Apalagi, kata dia, selama 15 bulan konflik berkepanjangan warga Gaza kesulitan mendapatkan akses kesehatan dan fasilitas penunjang keselamatan.
Selain itu, kondisi yang kian parah juga disebabkan oleh keterbatasan kesediaan bantuan pasokan makanan dan kebutuhan pokok lain akibat pemblokiran bantuan oleh Israel. Akibatnya, seluruh aktivitas layanan kesehatan pun terhenti dan tak kondusif.
“Laporan PBB menunjukkan 70% korban genosida adalah perempuan dan juga anak-anak. Banyak ibu yang berjuang melahirkan tanpa adanya tindakan, dan anak-anak menjadi kesakitan karena harus diamputasi tanpa bius,” kata Hamidi.
Jumlah dana yang dibutuhkan untuk pembangunan RSIA itu yalni Rp402 miliar, dengan tahap awal penggalangan dana sukses meraih Rp201 miliar. Perlahan, saluran bantuan dana tersebut dialokasikan bertahap untuk proses pembangunan.
Pembangunan RSIA tersebut merupakan bagian kampanye bersama penggalangan bantuan kemanusiaan bagi Gaza yang diluncurkan Kemenlu RI dengan dukungan Majelis Ulama Indonesia atau (MUI), Badan Zakat Nasional (BAZNAS), dan lebih dari 30 organisasi kemanusiaan Indonesia.














