Dua Anggota Parlemen Eropa Pembela Palestina Ditolak Masuk Israel

Rima Hassan (kiri) dan Lynn Boylan (kanan), dua anggota Parlemen Eropa yang ditolak masuk Israel. Foto: x.com/@RimaHas
FAKTA.COM, Jakarta - Dua anggota Parlemen Eropa (MEP), Lynn Boylan dan Rima Hassan, ditolak Israel masuk ke wilayahnya. Keduanya dilarang masuk setibanya di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, Senin (24/2/2025).
Boylan merupakan anggota MEP dari partai kiri Sinn Fein di Irlandia. Sementara Rima Hassan merupakan anggota parlemen Eropa dari partai kiri Prancis, La France Insoumise (France Unbowed). Keduanya dikenal vokal mendukung Palestina sekaligus sering menyudutkan Israel.
“Sikap Israel yang sangat meremehkan ini adalah akibat dari kegagalan komunitas internasional dalam meminta pertanggungjawaban mereka,” kata Boylan dalam pernyataan resminya seperti dikutip dari Anadolu via Antara, Rabu (26/2).
Boylan menegaskan bahwa tujuan kunjungannya adalah untuk bertemu dengan Otoritas Palestina, organisasi masyarakat sipil, serta rakyat Palestina yang telah lama menderita akibat pendudukan dan aksi militer Israel.
Boylan mengecam tindakan Israel sebagai tindakan genosida. Ia menyerukan Uni Eropa untuk mengambil langkah nyata, termasuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel atas perlakuannya terhadap rakyat Palestina.
Hassan juga mengeluarkan kecaman keras. “Israel dengan jelas ingin mencegah perwakilan yang terpilih secara demokratis untuk menyaksikan langsung sejauh mana pelanggaran hak asasi manusia yang mereka lakukan,” ujarnya.
Rima Hassan menekankan bahwa larangan masuk tersebut merupakan bukti nyata bagaimana Israel terus bertindak tanpa konsekuensi di panggung internasional.
Hassan berjanji akan terus menyerukan sanksi terhadap Israel selama rakyat Palestina masih mengalami pelanggaran hak asasi manusia.
Sayap kiri Eropa telah menyatakan dukungan penuh terhadap tindakan Lynn Boylan dan Rima Hassan. Ia menuntut agar keduanya dapat menjalankan tugas tanpa hambatan, baik di Eropa maupun di luar negeri.
"Blok Kiri berdiri bersama perwakilan terpilihnya dan bersama rakyat Palestina, serta akan terus menekan agar Perjanjian Asosiasi Uni Eropa-Israel segera ditangguhkan," demikian pernyataan mereka.
Insiden penolakan Israel terhadap Boyland dan Hassan terjadi di tengah perdebatan yang sedang berlangsung di Brussel mengenai hubungan Uni Eropa dengan Israel, terutama dalam kerangka Dewan Asosiasi Uni Eropa-Israel.
Meskipun kekerasan di Gaza dan Tepi Barat terus berlanjut, Uni Eropa tetap melanjutkan hubungan normal dengan Israel. (Anadolu/ANT)