Nasib Ukraina: Kalah, Ditinggalkan, 50% Hak Ekonomi untuk AS

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Donald Trump. Foto. x.com/@zelenskyua
FAKTA.COM, Jakarta - Amerika Serikat dan Ukraina berunding sejak Jumat (21/2/2025) untuk mencapai kesepakatan yang akan memberikan hak ekonomi kepada AS atas mineral berharga Ukraina. Hak ekonomi itu diminta AS sebagai kompensasi atas bantuannya mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Awalnya, Ukraina menolak menandatangani perjanjian yang diajukan AS sejak awal Senin lalu. Hal itu membuat Presiden AS, Donald Trump, marah dan mengejek Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan sebutan pelawak dan diktator.
Ruslan Stefanchuk, juru bicara parlemen Ukraina, mengatakan Kyiv bermaksud untuk menyelesaikan perjanjian tersebut paling lambat 24 Februari, sekaligus memperingati tiga tahun invasi besar-besaran Rusia terhadap Ukraina, lapor Kyiv Independent.
Inti perjanjian tersebut yakni AS meminta 50 persen pendapatan dari sumber daya alam Ukraina, termasuk mineral penting, minyak dan gas, serta saham di pelabuhan dan infrastruktur utama lainnya melalui dana investasi bersama.
Sebelumnya, Zelensky menolak permintaan AS itu. Namun, desakan AS, terutama setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan utusan Trump untuk Ukraina, Keith Kellog, mengunjungi Ukraina pada pekan lalu, membuatnya melunak.
Dalam pidato video Jumat malam, Zelenskyy mengisyaratkan kemajuan, mengatakan negosiator AS dan Ukraina sedang mengerjakan rancangan perjanjian.
"Ini adalah perjanjian yang dapat memperkuat hubungan kita (AS-Ukraina), dan kuncinya adalah menyusun rincian untuk memastikan efektivitasnya. Saya menantikan hasilnya, hasil yang adil," kata Zelenskyy.
Today, Ukrainian and U.S. teams are working on a draft agreement between our governments. This agreement can add value to our relations—what matters most is getting the details right to ensure it truly works.
— Volodymyr Zelenskyy / Володимир Зеленський (@ZelenskyyUa) February 21, 2025
I look forward to a just results. pic.twitter.com/o9jbiiiJTq
Zelenskyy mengatakan dia menginstruksikan timnya untuk bekerja dengan cepat dan sangat bijaksana dalam negosiasi tersebut.
Menurut sumber yang dekat dengan pemerintah Ukraina, Kellogg memainkan peran kunci dalam menyelesaikan persyaratan kesepakatan dengan membangun kepercayaan dengan Zelenskyy dan pejabat lainnya selama kunjungan tiga hari ke Kiev.
Hubungan AS dan Ukraina panas sejak Trump rajin mengontak Presiden Rusia, Vladimir Putin, pasca menjabat sebagai Presiden AS untuk periode keduanya. Trump mengklaim dirinya menginginkan adanya perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Pada perkembangannya, AS dan Rusia malah membuat persetujuan untuk melakukan berbagai pertemuan guna menyelesaikan konflik. Sayangnya, sikap AS berubah drastis setelah menyetujui keinginan Rusia, yang dinilai merugikan Ukraina.
AS sepakat bahwa wilayah yang dicaplok Rusia sejak 2014 tak bisa dikembalikan ke Ukraina. Washington juga sepakati keinginan Rusia agar Ukraina tidak menjadi anggota NATO.
AS pun meminta Ukraina untuk ikhlas menerima kenyataan pahit itu. Bukan cuma itu, AS menarik diri dari Ukraina dan menyatakan tidak akan membantu maupun menjamin keamanan Ukraina.
@fakta_pangea Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, meminta agar perang Ukraina-Rusia diakhiri dan menyebut ambisi Ukraina merebut kembali Krimea dan Donbass tidak realistis. Ia juga menegaskan bahwa keanggotaan Ukraina di NATO bukan prioritas, dan AS tidak akan mengerahkan militernya ke Ukraina. Menurutnya, Uni Eropa harus lebih bertanggung jawab atas keamanan regional. #Ukraina #Rusia #NATO ♬ original sound - Fakta Pangea
Hal itu dikatakan lansung Menteri Pertahanan Pete Hegseth di depan anggota NATO, perwakilan Uni Eropa, maupun Ukraina dalan acara di Brussel, Belgia, pertengahan Februari.
Perselisihan AS-Ukraina makin meruncing setelah AS dan Rusia melakukan pertemuan di Riyadh, Arab Saudi, Selasa (18/2/2025). Dalam pertemuan yang dirancang untuk menyelesaikan konflik itu, Ukraina sama sekali tidak diajak dalam diskusi.
Zelenskyy menyatakan frustrasi karena dikecualikan dari perundingan. Ia sempat melontarkan kalimat pedas bahwa Ukraina tidak akan menerima kesepakatan apa pun karena tidak dilibatkan.
Perselisihan tersebut menimbulkan kekhawatiran Eropa dan NATO bahwa AS akan sepenuhnya menarik dukungan dari Ukraina. Padahal, baik Eropa maupun Ukraina masih bergantung pada bantuan militer dan keuangan AS untuk mempertahankan diri dari Rusia. (Kyiv Independet/VOA/Anadolu)