Amerika Serikat Tinggalkan Ukraina

Ilustrasi Fakta/Putut Pramudiko
FAKTA.COM, Jakarta - Amerika Serikat tampaknya sudah tak berminat untuk mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia. Alih-alih mendukung, Paman Sam justru seperti tidak peduli. Bahkan, Washington menuntut agar perang Ukraina dan Rusia segera diakhiri.
Ucapan Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, dalam pertemuan bersama Uni Eropa, NATO, dan perwakilan Ukraina, di Brussel, Belgia, Rabu (12/2/2025), jadi cerminannya. Menurut dia, ada beberapa hal yang tidak mungkin bisa dicapai Ukraina, sehingga tampaknya Ukraina harus mengakhiri perlawanan terhadap Rusia jika ingin adanya perdamaian.
1. Ukraina Tak Mungkin Masuk NATO
Keinginan Ukraina masuk menjadi anggota NATO tampaknya hal yang mustahil. Hegseth menyebutnya sebagai sebuah langkah yang tidak realistis. Karena itu, lebih baik Ukraina mengurungkan niat menjadi bagian dari NATO, pun Eropa mesti setop untuk mengajak Ukraina masuk ke dalam Pakta Militer Atlantik Utara itu.
"Amerika Serikat tidak percaya bahwa keanggotaan NATO untuk Ukraina adalah hasil realistis dari penyelesaian yang dinegosiasikan," kata Hegseth.
2. Ukraina Tak Mungkin Ambil Lagi Krimea dan Donbass
AS menyarankan Ukraina untuk merelakan wilayah semenanjung Krimea dan Donbass di perbatasan timur Ukraina yang sudah dicaplok Rusia sebelum 2014.
"Kita harus mulai mengakui bahwa mengembalikan wilayah perbatasan Ukraina sebelum 2014 adalah tujuan yang tidak realistis," kata Pete Hegseth di depan sekutunya.
🚨BREAKING: Defense Secretary Pete Hegseth confirms that Ukraine will NOT be invited into NATO and that there will be no US troops in Ukraine as part of any negotiated settlement.
— Charlie Kirk (@charliekirk11) February 12, 2025
Good! pic.twitter.com/eTRTirPsu5
3. Amerika Serikat Ogah Jaga Keamanan Ukraina
Menhan AS menyatakan bahwa pihaknya tidak akan lagi mengerahkan pasukan ke Ukraina. Menurutnya, kini fokus Donald Trump adalah keamanan nasional AS, terutama di perbatasan wilayah Paman Sam.
"Yang jelas, sebagai bagian dari jaminan keamanan apa pun, tidak akan ada pasukan AS yang dikerahkan ke Ukraina," katanya.
4. Eropa Boleh Jaga Ukraina, Bukan Atas Nama NATO
Amerika tidak akan mengerahkan pasukan ke Ukraina, tapi Eropa masih diperbolehkan untuk menjaga keamanannya. Tapi, pasukan yang dikerahkan harus bagian dari misi non-NATO.
"Jika pasukan ini dikerahkan sebagai penjaga perdamaian ke Ukraina, mereka harus dikerahkan sebagai bagian dari misi non-NATO dan mereka tidak boleh tercakup dalam Pasal 5 (kesepakatan NATO)," ucap Pete Hegseth.
Ukraina Khawatir
Banyak sekutu AS di NATO yang sebenarnya setuju dengan Hegseth, salah satunya, soal tidak realistisnya untuk meraih Kembali Krimea dari Rusia. Bahkan, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pun dikabarkan sudah ikhlas dengan itu.
Namun, Zelensky bersikeras bahwa bergabungnya Ukraina dengan NATO adalah satu-satunya cara untuk mencegah Rusia melancarkan serangan baru di masa mendatang.
I had a long and detailed conversation with President Trump. I appreciate his genuine interest in our shared opportunities and how we can bring about real peace together.
— Volodymyr Zelenskyy / Володимир Зеленський (@ZelenskyyUa) February 12, 2025
We discussed many aspects—diplomatic, military, and economic—and President Trump informed me about what… pic.twitter.com/flmigxqtbl
Komentar Menhan AS tentang jaminan keamanan juga kemungkinan akan membuat Zelenskyy khawatir. Sebab, pada minggu ini Zelenskyy sudah mengakui bahwa Eropa tidak dapat memberikan jaminan keamanan yang berarti bagi Ukraina tanpa kepemimpinan Amerika.
Trump Condong ke Rusia?
Beberapa jam setelah Hegseth berbicara, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump mengatakan keduanya sepakat untuk bekerja sama 'sangat erat' dan memulai negosiasi segera untuk mengakhiri perang di Ukraina.
"Kami (juga) akan menelepon Presiden Zelenskyy, dari Ukraina, untuk memberitahunya tentang pembicaraan tersebut," kata Trump. Tak lama kemudian, Trump berbicara dengan Zelenskyy.
WOW. Trump refused to say that Ukraine is an “equal member” of the peace process determining its own future
— Republicans against Trump (@RpsAgainstTrump) February 12, 2025
He’s not even hiding it—Trump is completely on Putin’s side.
pic.twitter.com/ET9ilfQpal
Ia pun sepakat dengan pidato Hegseth di depan para sekutunya di Eropa. Trump setuju dengan Hegseth untuk menolak Ukraina bergabung dengan NATO.
"Mereka (Rusia) telah mengatakan sejak lama bahwa Ukraina tidak bergabung dengan NATO, dan saya setuju dengan itu,” kata Trump dari Ruang Oval.
Di seberang lautan, Kremlin pun mengakui kedua saling kontak, Rabu. Bahkan, Putin mengundang Trump untuk mengunjungi Moskow, yang bisa menjadi kunjungan pertama presiden AS sejak 2013. (CNN/Axios/Euronews)