Korut Lanjut Program Senjata Nuklir Demi Hadapi AS-Korsel-Jepang

Kim Jong-un berpidato di depan Tentara Rakyat Korut dalam sebuah acara. Foto: KCNA.
FAKTA.COM, Jakarta - Presiden Korea Utara, Kim Jong-un, memastikan untuk terus mengembangkan program senjata nuklir meskipun mendapat pertentangan Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang.
Pernyataan tersebut disampaikan Kim saat berpidato di Kementerian Pertahanan Nasional dalam rangka peringatan 77 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea, Minggu (9/2/2025).
Media pemerintah Korut, KCNA, melaporkan bahwa Jong-un menegaskan kembali pengembangan senjata nuklirnya sebagai sebuah rencana untuk meningkatkan pencegahan. Sayangnya, tak dijelaskan apa maksud pencegahan yang diucapkan Kim Jong-un.
Namun, dalam kesempatan itu, Kim Jong-un menuduh AS sebagai dalang keributan dunia. "Penyebab perselisihan dan tragedi pertumpahan darah, baik besar maupun kecil, di dunia," kata Jong-un seperti dikutip KCNA.
Ia menuduh AS sengaja mengundang ketidakseimbangan militer di Asia Timur melalui berbagai tindakan, di antaranya menempatkan aset strategis nuklir di Semenanjung Korea, melakukan simulasi perang nuklir dan kerja sama militer dengan Jepang dan Korea Selatan.
Kim Jong-un mengklaim sejatinya dia tidak menginginkan "ketegangan yang tidak perlu" di kawasan itu. Tapi, Kim juga berjanji akan mengambil tindakan guna mencegah pecahnya perang baru dan memastikan perdamaian dan keamanan di semenanjung.

Infografis Hubungan Korea Utara dan Rusia. Naskah: Idealisa Masyrafina; Infografis: Adelia Bayumurti.
Dua Korea Masih Panas
Ketegangan di Semenanjung Korea memang agak panas, sepanjang 2024. Korea Utara beberapa kali terlibat ketegangan dengan Korea Selatan.
Sejak Mei hingga September, Korut mengirim hampir 5.000 balon berisi sampah ke Korsel. Balon-balon sampah diterbangkan sebagai balasan atas balon propaganda yang diluncurkan aktivis Korsel ke Korut.
Kemudian, pada Oktober 2024, Korea Utara menghancurkan rel kereta api menuju Korea Selatan setelah menuduh Seoul menggunakan drone untuk menyebarkan selebaran propaganda anti-rezim Kim Jong-un di Pyongyang.
@fakta_pangea Korea Utara meledakkan jalur jalan dan rel kereta yang menghubungkannya dengan Korea Selatan pada Selasa (15/10/2024) sebagai bentuk protes atas tindakan Korea Selatan yang menerbangkan pesawat nirawak di Pyongyang. Kim Jong-un juga bersumpah untuk memutus hubungan dengan Korea Selatan dan mengabaikan upaya penyatuan Korea secara damai. Aksi ini dianggap sebagai simbol kemarahan dan memperlihatkan ketegangan yang meningkat antara kedua negara. Korea Selatan mengutuk tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai kemunduran dalam perjanjian damai antar-Korea. Selain itu, Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan di sekitar garis demarkasi militer sebagai respon atas ketegangan yang terjadi. #KoreaUtara #KoreaSelatan #KeteganganPolitik #kimjongun ♬ original sound - Fakta Pangea
Korea Utara juga mengubah konstitusinya dan menyebut Korea Selatan sebagai negara musuh pada periode itu.
Sejalan dengan ketegangan itu, Korut beberapa kali menguji coba rudal balistik yang membuat tegang Asia Timur, terutama Korsel dan Jepang. Rudal-rudal itu diuji coba dengan target-target di Laut Jepang.
Trump akan Dekati Kim Jong-un
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba di Gedung Putih, Washington, Jumat (7/2/2025), Presiden AS, Donald Trump, berjanji akan menjalin hubungan dengan Korea Utara.
"Kami akan menjalin hubungan dengan Korea Utara, dengan Kim Jong Un," kata Trump. Menurut Trump, hubungan baiknya dengan Kim merupakan aset yang sangat berharga bagi semua pihak.
Menurut Trump, hal tersebut harus dilakukannya untuk meredam program rudal balistik dan senjata nuklir Pyongyang.
"Maksud saya, saya akur dengannya, dia akur dengan saya. Dan itu hal yang baik, bukan hal yang buruk," katanya, merujuk pada Kim. (KCNA/Anadolu/ANT)