Mobil Tabrak Pasar Natal di Jerman: Upaya Diskreditkan Islam?

Peringatan insiden Magderburg digelar untuk mengenang korban meninggal dan korban terluka pada Sabtu (21/12/2024) malam. X.com/Olaf Scholz
FAKTA.COM, Jakarta - Sedikitnya 5 orang tewas dan sedikitnya 200 orang terluka setelah sebuah mobil menerobos dan menabrak kerumunan pengunjung sebuah pasar Natal di Kota Magdeburg, negara bagian Saxony-Anhalt, Jerman.
Surat kabar Jerman, Bild, melaporkan peristiwa tersebut terjadi kira-kira pukul 19:04 Jumat malam waktu setempat atau Sabtu dini hari WIB di pasar Natal pusat kota Magdeburg.
Pemimpin negara bagian Saxony-Anhalt, Reiner Haseloff, memastikan pengemudi mobil langsung ditahan setelah kejadian tersebut. Pengemudi diduga seorang dokter berusia 50 tahun dari Arab Saudi.
"Kami telah menangkap pelakunya. Dia adalah seorang dokter dari Arab Saudi yang bekerja di Saxony-Anhalt, dan dia sudah tinggal di Jerman sejak 2006," kata pemimpin negara bagian itu.
Motif pelaku menabrak kerumunan belum dapat dipastikan. Penyelidikan awal mengindikasikan bahwa tak ada pihak lain yang terlibat.
Ein bewegender Moment des Mitgefühls und der Solidarität für eine tief getroffene Stadt. Ganz Deutschland steht in diesen dunklen Stunden an der Seite der Magdeburgerinnen und Magdeburger. pic.twitter.com/1xThVmu1qU
— Bundeskanzler Olaf Scholz (@Bundeskanzler) December 21, 2024
Polisi belum mengumumkan nama tersangka secara terbuka, tetapi beberapa media Jerman mengidentifikasi dia sebagai Taleb A dan melaporkan bahwa dia adalah seorang spesialis psikiatri dan psikoterapi.
Para penyelidik sedang menyelidiki kemungkinan motif ketidakpuasan dokter tersebut terhadap cara Jerman memperlakukan pengungsi Saudi.
Peristiwa itu pun direspons beragam oleh para politikus Eropa. Sebagian besar menyinggungnya dengan kebijakan migrasi warga Asia dan Afrika ke Eropa.
Partai politik sayap kanan Jerman, Partai Alternatif untuk Jerman (AfD), menyerukan unjuk rasa besar-besaran anti-imigran menyusul serangan di pasar Natal tersebut.
Di tempat peringatan bagi para korban, salah satu pemimpin AfD, Tino Chrupalla, meminta Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, untuk mengambil tindakan tegas guna memastikan keselamatan masyarakat Jerman.
Auch Bundesinnenministerin @NancyFaeser und Bundesjustizminister @Wissing haben sich ein Lagebild auf dem Weihnachtsmarkt in Magdeburg gemacht und mit Betroffenen und Hilfskräften gesprochen. Bundesopferbeauftragte Pascal Kober soll die Betreuung übernehmen. pic.twitter.com/XTku5K08TX
— Bericht aus Berlin (@ARD_BaB) December 21, 2024
Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, mengaitkan langsung antara imigrasi dan serangan mematikan di Magderburg itu.
"Fenomena ini baru terjadi di Eropa sejak dimulainya krisis migrasi. Jadi tidak diragukan lagi bahwa ada hubungan antara perubahan dunia di Eropa Barat, migrasi yang mengalir ke sana, terutama migrasi ilegal, dan aksi teroris," kata Orban dalam konferensi pers, Sabtu (21/12/2024).
Namun, kesimpulan AfD maupun Orban agak janggal. Sebab, ada bukti bahwa pengemudi asal Arab Saudi itu justru diduga mendukung partai-partai anti-Islam dan sayap kanan, termasuk mendukung AfD.
Di lain tempat, Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi mengecam insiden tersebut. Saudi pun menyampaikan solidaritasnya kepada rakyat Jerman dan juga keluarga korban. Saudi pun mendoakan para korban agar segera diberikan kesembuhan, demikian dikutip dari kantor berita Arab Saudi, SPA.
Sumber Saudi pun mengaku bahwa mereka telah memperingatkan otoritas Jerman tentang tersangka setelah ia mengunggah pandangan "ekstremis" di akun X miliknya yang mengancam perdamaian dan keamanan di Eropa.
Meet Taleb Al Abdulmohsen, the coward who mowed people down in a car at a Christmas market in Magdeburg (Germany) last night.
— Dilly Hussain (@DillyHussain88) December 21, 2024
What do we know about Taleb?
• He is a NON-MUSLIM (an ex-Muslim).
• He is a SUPPORTER of the @AfD (who @elonmusk believes will “save Germany”).
•… pic.twitter.com/ArM9v8tYkU
Namun, menurut laporan Welt mengutip sumber keamanan Jerman menerangkan bahwa penilaian risiko yang dilakukan tahun lalu oleh otoritas Jerman menyimpulkan bahwa Taleb tidak menimbulkan bahaya khusus.
Matthias Quent, professor sosiologi di Universitas Sains Terapan Magdeburg-Stendal, mengatakan kasus ini tidak bisa dikaitkan langsung dengan 'serangan Islam'. Sebab, penyelidik menemukan latar belakang penyerang justru terkoneksi dengan organisasi sayap kanan di Jerman dan Inggris.
"Jadi, ini kasus yang sangat rumit yang kita hadapi di sini. Dan ini bukan serangan Islamis. Ini cukup pasti, semacam anti-Islam. Lebih seperti serangan sayap kanan daripada yang lain, jika Anda ingin mencari semacam konteks di radar politik," kata Quent. (Bild/Sputnik/Euronews/ANT)