Menjelajah Taman Bumi dan Budaya di Museum Gunung Api Batur

Museum Gunung Api Batur. (Tangkapan layar website PPSDM Geominerba)

FAKTA.COM, Jakarta - Bali, tak hanya menawarkan wisata alam dengan beragam pantai yang indah. Wilayah dengan julukan Pulau Dewata ini juga memiliki sebaran museum yang bisa dikunjungi para wisatawan.

Salah satunya Museum Gunung Api Batur. Mengutip PPSDM Geominerba Kementerian ESDM, museum yang terletak di Jalan Raya Penelokan, Kintamani, Bangli ini menyajikan informasi geopark nasional dan geopark global.

Di dalamnya, ada ruangan peragaan museum berdasarkan konsep geopark atau taman bumi, terdiri dari keanekaragaman geologi, hayati, dan budaya. Keanekaragaman geologi umumnya diisi oleh batuan produk letusan Gunung Batur.

Jejak Nabi dalam Wisata Sejarah Sri Mulyani di Mesir

Dalam kesempatan mendampingi kunjungan Menteri ESDM, Arifin Tasrif, Kepala Museum Gunung Api Batur, Suryo Hespiantoro menyampaikan, di lantai satu museum, para pengunjung bisa meliihat koleksi dan informasi mengenai terjadinya alam semesta, evolusi bumi, hingga proses tektonik lempeng.

"Selain itu, ada jugga proses geologi dari Pulau Bali, batuan pembentuk Pulau Bali, proses evolusi caldera gunung batur purba, beserta contoh batuan hasil evolusi dan erupsi gunung batur," ujar Suryo dari siaran pers Kementerian ESDM, Sabtu (7/10/2023).

Lantai 1 Museum Gunung Api Batur. (Tangkapan layar website PPSDM Geominerba) Lantai 1 Museum Gunung Api Batur. (Tangkapan layar website PPSDM Geominerba)


Naik ke lantai dua, ada ruang biodiversity yang memperlihatkan koleksi mengenai beragam flora dan fauna yang ada di kawasan gunung batur. Salah satu yang menonjol adalah adanya spesies lokal yaitu anjing Kintamani.

Suryo menjelaskan, anjing Kintamani memiliki penampilan tubuh yang tergolong unik dan anggun. Anjing jenis ini biasanya berukuran kecil hingga sedang dan mereka sedikit lebih panjang dari tinggi mereka, mempunyai bulu yang tebal di sekitar leher dan ekor hasil adaptasi terhadap kondisi cuaca yang dingin.

"Bulu ini berguna untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat. Seperti yang kamu tahu, anjing jenis ini tinggal di dataran tinggi, sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut," kata Suryo menjelaskan.

Lantai 2 Museum Gunung Api Batur. (Tangkapan layar website PPSDM Geominerba) Lantai 2 Museum Gunung Api Batur. (Tangkapan layar website PPSDM Geominerba)


Bahkan, Suryo menyebut, pada 20 Februari 2019, Federation Cynologique Internasionale (FCI) mengumumkan anjing Kintamani diakui sebagai anjing trah dunia. Dengan begitu, anjing jenis ini sejajar dengan anjing Chow-Chow dari China, anjing Samoyed dari Rusia, dan anjing Akita Inu dari Jepang.

"Proses anjing jenis ini untuk mendapatkan pengakuan dari internasional amat panjang. Membutuhkan waktu sekitar 20 tahun dengan melibatkan banyak pihak, termasuk kalangan ahli," ucap Suryo.

Ruang selanjutnya adalah ruang keanekaragaman budaya (culture diversity) yang terdapat rentetan koleksi sejarah perkembangan peradaban dan budaya. Menurut Suryo, koleksi awal memberikan informasi bahwa manusia pada jaman dahulu menggunakan peralatan sederhana dari batu untuk mendukung kehidupan sehari-hari.

Ruang keanekaragaman budaya Museum Gunung Api Batur. (Tangkapan layar website PPSDM Geominerba) Ruang keanekaragaman budaya Museum Gunung Api Batur. (Tangkapan layar website PPSDM Geominerba)


Pada koleksi di ruangan ini, terdapat beberapa informasi yang terkait kebudayaan bercocok tanam, seperti ada alat penanggalan yang disebut tika, kemudian ada lontar aji pari yang digunakan untuk guide line dalam pembenihan padi sampai pada waktu panen padi.

Kehidupan sosial juga berkembang pada era Kerajaan Bali kuno dengan ditemukan prasasti tembaga yang berikan informasi mengenai system perpajakan yang diberlakukan, serta pengaturan tata ruang yang sesuai dan selaras dengan kondisi alam, serta penentuan batas-batas wilayah.

Koleksi menarik lainnya adalah adanya informasi mengenai cara memperlakukan plasenta (ari-ari) bayi yang baru lahir dengan menaruhnya pada batok kelapa yang sudah dibelah dua kemudian menggantungnya pada kuburan ari-ari. Tradisi ini masih ada sampai sekarang tepatnya di Desa Bayung Gede Kecamatan Kintamani.

Traveller Siap-siap! Jakarta ke Ujung Genteng Hanya Butuh 2,5 Jam

Tidak kalah menarik adalah, koleksi manusia pacung, yang ditemukan di desa pacung daerah bali utara. Berdasarkan carbon dating oleh peneliti balai arkeologi pada tahun 1988, manusia pacung ini hidup pada 2000 tahun yang lalu. Sehingga disimpulkan bahwa di daerah bali utara sudah ada peradaban semenjak 2000 tahun yang lalu.

Sebagai informasi, Museum Gunung Batur Api dibuka setiap Senin-Minggu mulai pukul 08:00-16:00. Selain itu, Museum Gunung Batur Api juga menawarkan virtual tour museum dengan mengakses https://ppsdm-geominerba.esdm.go.id/.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//