Teknologi AI Turut Digunakan untuk Wisata Halal

Ilustrasi persiapan liburan (Dokumen Pixabay)

FAKTA.COM, Jakarta – Banyak orang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan wisata halal atau ramah Muslim. Salah satunya adalah kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI).

Dikutip dari laporan “State of The Global Islamic Economy Report 2023/24”, Rabu (27/12/2023), Otoritas Pariwisata Arab Saudi disebutkan bekerja sama dengan Visa untuk membangun Tourism Data Lab. Fasilitas ini bertujuan untuk melihat wawasan tren wisata dan turis. Otoritas ini juga menjajal AI untuk memberikan solusi bagi turis secara real time dan memberikan rekomendasi berdasarkan minat.

Selain itu, perusahaan travel pun turut menggunakan AI. Misalnya, Almosafer yang berbasis di Arab Saudi, mengintegrasikan ChatGPT dengan aplikasi pemesanan untuk meningkatkan pengalaman pengguna. 

Cegah Dampak Buruk ke Manusia, Kebijakan Teknologi AI Diperlukan

Maskapai Etihad Airways juga berencana untuk menyediakan pemesanan penerbangan melalui Botim, aplikasi VoIP (Voice Over Internet Protocol) yang populer di Timur Tengah.

Emirates pun juga meluncurkan robot asisten untuk check-in, Sara, melalui pengenalan wajah. Teknologi ini bertujuan untuk memindai wajah konsumen dengan paspor. Teknologi ini juga bisa membantu mereka untuk meletakkan bagasi di tempat check-in yang terletak di Dubai.

Dubai memperkenalkan saluran dengan teknologi pengingat wajah untuk mengurangi waktu tunggu di security clearance.

Dokumentasi Kekayaan Budaya dengan Teknologi

Bagaimana dengan Indonesia? Laporan ini menyebutkan bahwa Indonesia mendokumentasikan kekayaan budaya di platform Web3. Beberapa seniman Indonesia juga menempatkan karyanya sebagai NFT di platform Web3 yang didesain oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Deepfake: Teknologi AI yang Bisa Manipulasi Konten

Arab Saudi juga mendokumentasikan warisan nenek moyang dalam bentuk tiga dimensi. Misalnya, AlUla menampilkan Makam Lihyan di Hegra, dalam bentuk 3D. Ini merupakan bagian dari program transformasi nasional Saudi Arabia 2030 yang fokus kepada pengembangan dan inovasi teknologi.

Sekadar informasi, State of The Global Islamic Economy Report 2023/24 mencatat orang Muslim di dunia membelanjakan uang sebanyak US$133 miliar (Rp2.050,99 triliun) pada 2022, naik 17% dibandingkan dengan tahun lalu. Kemudian, diperkirakan naik menjadi US$174 miliar (Rp2.683,25 triliun) pada 2027 dengan kenaikan rata-rata sebanyak 5,5% per tahun.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//