Pakar IT Soroti Pentingnya Perlindungan Anak dalam Regulasi Sistem Elektronik

Warga mengakses situs judi online melalui gawainya di Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/5/2024). (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/YU)

FAKTA.COM, Jakarta - Pakar IT sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, menyampaikan pandangannya terkait rencana Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk merancang Peraturan Pemerintah tentang Perlindungan Anak dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik (PAPSE). 

Menurutnya, langkah ini sangat penting dalam menjaga masa depan generasi muda Indonesia di era digital. Heru menjelaskan bahwa dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) sebenarnya sudah terdapat ketentuan yang membatasi akses anak-anak terhadap layanan berbasis digital.

Namun, dengan perkembangan teknologi yang pesat, aturan ini perlu diperkuat dan diperluas, khususnya untuk melindungi anak-anak dari ancaman seperti judi online dan konten berbahaya lainnya.

“Kita perlu cerdas dalam membedakan antara anak-anak yang sengaja bermain judi online dan mereka yang tidak tahu bahwa permainan yang mereka akses sebenarnya mengandung unsur perjudian. Banyak layanan atau game yang tampak seperti permainan biasa, tetapi di dalamnya terdapat unsur judi online,” ujar Heru dalam wawancara dengan Fakta.com, Senin (12/8/2024).

Heru menekankan bahwa anak-anak sering kali menjadi korban dalam situasi ini, bukan pelaku. Oleh karena itu, perlindungan yang lebih komprehensif perlu diterapkan. 

Pakar: Terkait Judi Online, Sistem Pembayaran dan KYC Perlu Dievaluasi Menyeluruh

Ia juga mengusulkan agar Kemenkominfo bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) untuk memastikan perlindungan anak dilakukan dengan tepat.

Lebih lanjut, Heru menyoroti bahwa masalah yang dihadapi anak-anak dalam dunia digital tidak hanya terbatas pada judi online. Konten berbahaya seperti pornografi dan kekerasan dalam game online juga menjadi ancaman serius. 

"Kita perlu memperhatikan dampak negatif dari konten-konten ini, terutama karena pengaruh buruknya bisa terus berkembang seiring anak-anak tumbuh dewasa,” tambahnya.

Dalam konteks judi online, Heru menegaskan pentingnya edukasi dan pemberdayaan bagi anak-anak agar mereka dapat membedakan antara game online dan judi online. Edukasi ini penting untuk mencegah anak-anak terjebak dalam perjudian, yang dapat berdampak buruk pada kehidupan mereka, baik secara ekonomi maupun moral.

"Kita harus menyadari bahwa judi tidak akan membuat seseorang kaya. Sebaliknya, itu justru dapat merusak ekonomi keluarga dan masa depan anak-anak kita,” ujar Heru. 

Kasus Bocah Nyupir Mobil, Pemerintah Atur Perlindungan Anak di Dunia Digital

Ia juga mengingatkan bahwa jika anak-anak terlibat dalam perjudian sejak dini, hal ini dapat menyebabkan perilaku negatif seperti pencurian atau penyalahgunaan uang yang diberikan oleh orang tua.

Di akhir pernyataannya, Heru mengingatkan pentingnya menjaga Bonus Demografi yang dimiliki Indonesia agar tidak berubah menjadi Beban Demografi. 

"Masa depan Indonesia ada di tangan anak-anak kita. Oleh karena itu, kita harus memastikan mereka terlindungi dari pengaruh negatif perkembangan digital,” pungkasnya.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//