McAfee Luncurkan Solusi Penipuan Deepfake, Detektor Akurasi Tinggi

FAKTA.COM, Jakarta - McAfee baru saja meluncurkan detektor deepfake yang menjanjikan kemampuan mendeteksi audio yang dihasilkan AI dalam video dengan akurasi mencapai 96%. 

Alat ini dirancang untuk membantu pengguna memisahkan konten asli dari yang palsu secara otomatis.

Teknologi terbaru ini memanfaatkan Neural Processing Unit (NPU) yang ada pada PC Lenovo AI untuk melakukan identifikasi langsung di perangkat.

Dengan metode ini, pengguna tidak perlu mengunggah video ke situs web atau layanan cloud, yang bisa berisiko pada keamanan data video mereka.

"Pengetahuan adalah kekuatan, dan ini lebih relevan dari sebelumnya di era AI saat ini," ungkap Roma Majumder, SVP Produk di McAfee, dilansir dari techinformed.com.

McAfee memastikan bahwa detektor ini tidak akan mengumpulkan atau merekam audio pengguna. Pengguna dapat memilih untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fitur ini kapan saja sesuai kebutuhan mereka.

Menurut McAfee, hanya kurang dari 20% pengguna media sosial di Inggris yang merasa mudah dalam mengenali konten yang dihasilkan oleh AI. Sebagian besar korban penipuan deepfake atau cloning suara di Inggris mengalami kerugian finansial, dengan hampir seperempat di antaranya kehilangan lebih dari £1.000 atau setara Rp 20,2 juta.

Penipu sering menggunakan teknologi deepfake untuk meniru suara atau wajah eksekutif perusahaan, seperti CEO atau manajer senior, untuk melakukan berbagai penipuan, mulai dari permintaan pembayaran hingga perubahan informasi perbankan.

Baru-baru ini, Mark Read, CEO agensi periklanan besar Inggris, WPP, mengungkapkan bahwa agensinya menjadi target penipuan deepfake, di mana penipu menggunakan kloning suara CEO serta rekaman video untuk berpura-pura sebagai CEO dalam obrolan WhatsApp.

"Kini, Anda tidak perlu lagi bertanya-tanya tentang keaslian skema investasi atau klaim-klaim yang mencurigakan. Jawabannya dapat Anda dapatkan secara otomatis dan cepat dengan McAfee Deepfake Detector," kata Majumder.