Klaim Curi Data BSI, LockBit Minta Tebusan Rp295 Miliar

Ilustrasi (Freepik)

FAKTA.COM, Jakarta - Nasib buruk yang menimpa PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI tak berkesudahan. Setelah mengalami gangguan layanan, BSI mengalami dugaan pencurian data nasabah melalui serangan ransomware.

Mengutip penjelasan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), ransomware merupakan jenis malicious software tertentu yang menuntut tebusan finansial dari seorang korban dengan melakukan penahanan pada aset atau data yang bersifat pribadi

Terkait BSI, akun Twitter @darktracer_int mengungkapkan, grup ransomware LockBit telah mempublikasikan semua data yang dicuri dari BSI di dark web. Dalam unggahan @darktracer_int, LockBit telah memiliki data mulai dari manajemen, financing operation, hingga dokumen syarat akad.

Mendampingi unggahan itu, ada juga tangkapan layar pernyataan rekomendasi bagi seluruh nasabah BSI untuk meninggalkan BSI karena dinilai tidak bisa menjaga uang dan data pribadi nasabah.

Pada cuitan selanjjutnya, @darktracer_int juga mengunggah percakapan LockBit yang meminta tebusan US$20 juta atau setara Rp295,62 miliar kepada seseorang yang mengaku perwakilan BSI. Dalam percakapan itu, perwakilan BSI bahkan menawarkan harga US$10 juta jika LockBit mau memberi satu sample username dan password yang telah dicuri.

Seperti diketahui, BSI mengalami gangguan layanannya sejak 8 Mei 2023 sebelum akhirnya mulai normal pada 10 Mei 2023. Kemudian pada 11 Mei 2023, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyatakan telah menormalisasi seluruh layanan dan memastikan dana dan data nasabah tetap aman.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//