CEO Telegram, Pavel Durov Ditangkap, Telegram Buka Suara

Telegram buka suara usai sang CEO, Pavel Durov, ditangkap. (Foto: Wikimedia)

FAKTA.COM, Jakarta – CEO sekaligus pendiri Telegram, Pavel Durov, ditangkap di Prancis pada Sabtu (24/8/2024). Perusahaan pun angkat bicara tentang penangkapan Durov.

Dikutip dari The Verge, Senin (26/8/2024), pria ini ditangkap dan ditahan ketika akan keluar dari jet pribadi di Bandara Le Bourget, Paris, Prancis. Dia dinilai abai dan tidak memperhatikan moderasi platform dan layanannya tak memungkinkan aktivitas kriminal terus berlangsung.

Menurut Telegram, Durov tak menyembunyikan apa pun terkait tuduhan otoritas Prancis.

Elon Musk Mencuit Kritis di X, Tanggapi Penangkapan CEO Telegram

"Tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut," kata perusahaan dalam pernyataan tanpa nama yang diunggah ke saluran resminya di aplikasi Telegram.

Sekadar informasi, otoritas Prancis sudah mengonfirmasi bahwa penangkapan Durov sebagai bagian dari penyelidikan polisi terhadap aktivitas kriminal di Telegram. Pendekatan Telegram yang tidak melakukan moderasi konten dinilai bebas sensor oleh banyak orang.

"Hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia menggunakan Telegram sebagai sarana komunikasi dan sebagai sumber informasi penting. Kami sedang menunggu penyelesaian segera dari situasi ini,” kata perusahaan.

Selain itu, Telegram juga menjadi sumber informasi penting untuk berita-berita dari wilayah tertentu. Misalnya, soal perang yang berlangsung antara Ukraina dan Rusia.

Kemenkominfo Kirim SP3 ke Telegram Terkait Isu Judi Online

Kedutaan Besar Rusia di Paris mengatakan bahwa pemerintah Prancis belum memberikan akses kepada Durov, yang lahir di Rusia dan memegang kewarganegaraan Prancis dan Uni Emirat Arab. Dalam wawancara dengan Tucker Carlson pada April lalu, Durov mengatakan tujuan Telegram adalah menjadi platform yang netral dan menolak permintaan dari pemerintah untuk melakukan moderasi.

Dia juga mengatakan sebagian besar perjalanannya mengunjungi sejumlah negara sangat berhati-hati. Itu dilakukan agar menghindari situasi geopolitik yang sensitif.

"Saya bepergian ke tempat-tempat yang saya yakini sesuai dengan apa yang kami lakukan dan nilai-nilai kami," kata Durov.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//