Cegah Dampak Buruk ke Manusia, Kebijakan Teknologi AI Diperlukan

Ilustrasi teknologi AI. (Dokumen Pixabay)

FAKTA.COM, Jakarta – Pemerintah menilai perlu ada kebijakan untuk mengatur teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI). Kebijakan ini bertujuan agar teknologi itu tidak berdampak buruk bagi manusia.

“Dalam menyikapi perkembangan AI, perlu ada kebijakan yang mendukung, semisal moderasi konten, keberimbangan, dan nondiskriminasi, serta upaya penguatan literasi digital,” kata Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Nezar Patria, dalam “Global AI Governance and Generative AI – Contribution to Hiroshima AI Process, Internet Governance Forum (IGF) 2023” di Kyoto, Jepang, dilansir dari laman Kominfo, Senin (9/10/2023).

Deepfake: Teknologi AI yang Bisa Manipulasi Konten

Teknologi AI, lanjut Nezar, bisa menimbulkan beragam risiko, seperti pelanggaran hak privasi dan penyalahgunaan kekayaan intelektual. Oleh karena itu, teknologi itu perlu ditangani dengan hati-hati.

Pemerintah Indonesia, kata dia, memahami pentingnya penanganan dan mitigasi risiko AI, baik dari kebijakan maupun level praktis. Melalui beberapa kebijakan nasional, pemerintah sudah mengembangkan ekosistem pemerintahan berbasis AI sejak 2020.

Misalnya, Dokumen Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Republik Indonesia 2020-2045, Klasifikasi Standar Pengembangan Lini Bisnis Pemrograman Berbasis AI, serta Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) yang mengakomodasi pemrosesan data yang kompleks.

Meta Siapkan Chatbot AI untuk Gaet Gen Z

Perdana Menteri Jepang, Kishida Fumio, pengembangan AI dan regulasi harus berimbang. “Dalam konteks AI, harus ada keberimbangan antara melakukan promosi dan menegakkan regulasi. Hanya dengan demikian, AI dapat memberikan manfaat yang lebih luas juga mengurangi risiko negatif,” kata Fumio.

Seorang ilmuwan komputer, Vinton G. Cerf, teknologi AI bukan hanya menyoal pengelolaan sistem, melainkan juga sumber yang dipakai sebagai machine learning. Cerf mengatakan kualitas teknologi AI baru bisa dipertimbangkan kualitasnya jika menghasilkan sesuatu yang salah.

“Jika teknologi memiliki probabilitas untuk benar, dia juga memiliki probabilitas untuk salah,” kata dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//