Alasan China Tidak Terdampak Bencana 'Blue Screen' Windows

Ilustrasi blue screen Windows di China. (BBC/Getty images)

FAKTA.COM, Jakarta - China merupakan negara yang tidak terkena 'bencana teknologi' blue screen Windows yang melanda hampir seluruh dunia pada Jumat (197/2024).

Alasannya sebenarnya cukup sederhana: CrowdStrike jarang digunakan di sana.

Bencana teknologi tersebut terjadi karena malfungsi dalam pembaruan perangkat lunak yang dilakukan firma keamanan siber, CrowdStrike.

Sangat sedikit perusahaan atau organisasi di China yang akan membeli perangkat lunak dari perusahaan AS. Apalagi di masa lalu, AS telah vokal tentang ancaman keamanan siber yang ditimbulkan oleh Beijing.

Selain itu, China tidak terlalu bergantung pada Microsoft seperti negara-negara lain di dunia. Perusahaan domestik seperti Alibaba, Tencent, dan Huawei adalah penyedia cloud yang dominan di sana.

Ribuan Penerbangan di Seluruh Dunia Dibatalkan, Imbas Gangguan Microsoft Windows

Jadi, laporan tentang pemadaman IT di China, jika memang terjadi, sebagian besar berasal dari perusahaan atau organisasi asing. Di situs media sosial China, misalnya, beberapa pengguna mengeluh bahwa mereka tidak dapat check in ke hotel jaringan internasional seperti Sheraton, Marriott, dan Hyatt di kota-kota China.

Selama beberapa tahun terakhir, organisasi pemerintah, bisnis, dan operator infrastruktur di China semakin banyak mengganti sistem IT asing dengan sistem domestik. Beberapa analis suka menyebut jaringan paralel ini sebagai "splinternet".

"Ini adalah bukti penanganan strategis China terhadap operasi teknologi asing," kata Josh Kennedy-White, pakar keamanan siber yang berkantor di Singapura, dilansir dari BBC, Senin (22/7/2024).

"Microsoft beroperasi di China melalui mitra lokal, 21Vianet, yang mengelola layanannya secara independen dari infrastruktur globalnya. Pengaturan ini melindungi layanan penting China - seperti perbankan dan penerbangan - dari gangguan global." tambahnya.

Beijing melihat, menghindari ketergantungan pada sistem asing sebagai cara untuk menopang keamanan nasional.

Ini mirip dengan cara beberapa negara Barat melarang teknologi perusahaan teknologi China, Huawei pada tahun 2019, atau langkah Inggris untuk melarang penggunaan TikTok milik China pada perangkat pemerintah pada tahun 2023.

Sejak itu, AS telah meluncurkan upaya bersama untuk melarang penjualan teknologi chip semikonduktor canggih ke China, serta upaya untuk menghentikan perusahaan Amerika berinvestasi dalam teknologi China. Pemerintah AS mengatakan semua pembatasan ini atas dasar keamanan nasional.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//