AI Bisa Bantu Manusia Tangani Perubahan Iklim

Oleh Arie Dwi Budiawati - fakta.com
10 Oktober 2023 01:17 WIB
Es di kutub mencair karena suhu semakin panas. (Dokumen Pixabay)

FAKTA.COM, Jakarta – Ilmuwan percaya teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) bisa membantu manusia untuk menangani perubahan iklim. Teknologi itu bisa memperhitungkan unsur-unsur perubahan iklim.

Dengan begitu, perubahan iklim pun bisa diprediksi. 

“Kita dapat menerapkan upaya mitigasi lebih awal,” kata Executive Director John Hopkins Institute for Assured Anatomy, Jim Bellingham, dikutip dari laman John Hopkins University, Selasa (10/10/2023).

Bellingham berpendapat perubahan iklim merupakan salah satu masalah ilmiah yang sulit dihadapi manusia karena sangat kompleks dan punya banyak variabel. Sebagian besar yang dibahas tentang perubahan iklim adalah aspek fisik, seperti jumlah gas karbon dioksida, suhu, hingga curah hujan.

Data-data iklim pun sangat banyak. Manusia memerlukan waktu untuk mengumpulkan dan menganalisisnya. Di sinilah AI bisa berperan.

Cegah Dampak Buruk ke Manusia, Kebijakan Teknologi AI Diperlukan

Dia menambahkan, teknologi cerdas itu bisa membantu untuk menekan karbon yang dilepas ke atmosfer. AI bisa membantu transisi dari ekonomi berbasis karbon ke perekonomian bebas karbon.

Misalnya, para ilmuwan meneliti cara AI membuat desain kipas angin besar dengan material yang ringan dan kuat, tetapi bisa bertahan saat cuaca ekstrem.

Bellingham optimistis teknologi AI juga bisa memberikan solusi hemat energi dan biaya jika dikombinasikan dengan sektor lain, seperti transportasi, manufaktur, pertanian, hingga listrik pintar.

Alasan AI Cocok untuk Menangani Masalah Perubahan Iklim

Bellingham melanjutkan kecerdasan artifisial menggabungkan prediksi berdasarkan tren dan pola dengan data ekstensif yang dikumpulkan. Menurut dia, model merupakan inti prediksi. Untuk mengandalkan model ketika mengambil keputusan, orang harus percaya terhadap model.

“Ilmuwan mengajukan pertanyaan serta para pembuat kebijakan mempertimbangkan biaya dan manfaat berdasarkan data yang dikumpulkan dan dianalisis para peneliti,” kata dia.

AI, lanjut Bellingham, menjadi salah satu alat untuk memberikan wawasan terhadap ketidakpastian perubahan iklim dan membantu memahami yang disampaikan model. Ini bisa menjadi masukan bagi observasi yang lebih baik dan menyempurnakan model.

Deepfake: Teknologi AI yang Bisa Manipulasi Konten

Teknologi itu, kata Bellingham, misalnya, bisa diterapkan di pengamat Benua Arktik. Dengan kapal, para peneliti biasanya mendokumentasikan peningkatan suhu di sana pada musim panas, semi, dan gugur.

Akan tetapi, musim dingin justru menyulitkan operasional kapal yang digunakan para peneliti. Itu membuat ada kesenjangan obvervasi dan pengumpulan data. Peneliti bisa menempatkan robot bertenaga AI beberapa bulan di Arktik untuk meneliti perubahan suhu. 

“Penggunaan robot berteknologi AI memungkinkan informasi terus terakumulasi dengan teknologi yang memberikan prediksi berdasarkan tren dan pola,” kata dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//