Prabowo Soal Polusi Jakarta: Jika Salahkan Angin Tak Perlu Ada Pemerintah

3 kandidat capres di KPU

FAKTA.COM, Jakarta - Calon presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saling sindir di sesi tanya jawab debat Pilpres perdana yang digelar KPU, Selasa malam (12/12/2023).

Mulanya, Prabowo bertanya terkait besarnya anggaran Anies selama lima tahun menjadi Gubernur DKI Jakarta. Di tengah hal tersebut, Anies dinilai tak mampu mengatasi polisi udara.

"Selama Mas Anies memimpin, seringkali DKI menerima indeks polusi tertinggi di dunia. Bagaimana dengan anggaran Rp 80 T (triliun) Pak Anies? Sebagai Gubernur tak dapat berbuat sesuatu yang berarti untuk mengurangi polusi," ungkap Prabowo.

Anies lantas menjawab bahwa polusi Jakarta bukan disebabkan oleh produksi udara kotor dari dalam kota, namun dari luar kota.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) disebut Anies sebagai penyebab udara kotor. Hal itu karena polusinya bergeser ke tengah kota akibat tiupan angin.

Anies Langsung Ngegas Sindir Gibran Soal Milenial

"Apa yang terjadi, ada hari di mana kita bersih, ada hari di mana kita kotor. Ada masa minggu pagi Jagakarsa sangat kotor, apa yang terjadi? Polusi udara tidak punya KTP, angin tak ada KTP-nya, angin itu bergerak dari sana sini," jelasnya.

"Ketika polutan yang muncul dari pembangkit listrik tenaga uap mengalir ke Jakarta, maka Jakarta punya indikator ada polusi udara," katanya menambahkan.

Mendengar jawaban itu, sambil sedikit tertawa Prabowo mengatakan jika sebuah pemerintahan hanya bisa menyalahkan gerakan angin maka tak ada artinya sebuah pemerintahan. Dia menegaskan, dengan anggaran segitu besar, apa yang sudah dilakukan Anies.

"Susah kalau kita menyalahkan angin. Jadi saya bertanya, saya bertanya dengan anggaran begitu besar, langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk dengan ril dalam lima tahun mengurangi polusi juga di mana rakyat Jakarta begitu banyak mengalami sakit pernafasan. Saya kira kalau kita dengan gampang menyalahkan angin, hujan, ya mungkin tidak perlu ada pemerintahan," bebernya.

Ganjar Tanyakan Putusan MK, Prabowo: Kita Bukan Anak Kecil

Anies kemudian merespons lagi, kata dia, Prabowo tidak paham data. Eks Danjen Kopassus itu dinilai hanya membayangkan ucapannya sebagai sebuah fiksi.

"Inilah bedanya yang berbicara pakai data dan berbicara pakai fiksi. Saya pakai data, jadi ketika ditunjukan ya memang ada sumber polutan di dalam kota. Tapi, kalau sumber polutan di dalam kota, Pak pakai logika sederhana sekali, jumlah motor dari hari ke hari sama, maka seharusnya angka polusinya sama setiap waktu," tutur Anies.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//