Pengamat: PDIP dan PKB Maju di Pilgub Jabar Bukan untuk Menang

Jeje-Ronal di Pilgub Jabar. (Foto: Dok ANTARA)

FAKTA.COM, Jakarta - Pengusungan Jeje Wiradanata dan Ronal Surapradja oleh PDIP di Pilgub Jabar cukup membuat publik gempar. Pasalnya, Anies Baswedan sempat digadang-gadang akan maju di Pilgub Jabar diusung oleh PDIP.

Selain PDIP, ada juga PKB yang mendadak mengusung pasangan calon Acep Adang-Gita KDI pada last minute pendaftaran pasangan calon.

Pengamat politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Firman Manan, menerangkan strategi PDIP memajukan Jeje-Ronal di Pilgub Jabar sesuai dengan karakter PDIP.

Menurutnya, PDIP memang tidak selalu mengusung pasangan calon hanya dengan alasan variabel elektabilitas.

"Kalau kita lihat dalam berbagai Pilkada termasuk di Pilgub Jabar 2018, PDIP itu tidak selalu mengusung pasangan calon hanya dengan alasan variabel elektabilitas. Seringkali PDIP punya pertimbangan terlebih dahulu karena alasan ideologis, yaitu keduanya itu adalah kader PDIP," papar Firman saat dihubungi fakta, akhir pekan lalu. 

Bukan Anies-Ono, PDIP Usung Duet Jeje-Ronal di Pilgub Jabar

Firman menjelaskan apabila melihat pola sebelumnya yakni pada Pilgub Jabar 2018, tidak selalu partai politik mengajukan pasangan calon hanya untuk urusan menang Pilkada.

Ada juga partai politik yang mengajukan pasangan calon karena mereka sudah mengkalkulasi dan membaca peta politik.

"Kalau kemudian sulit untuk menang yang penting kemudian partai itu hadir di dalam Pilkada gitu ya, supaya pemilih juga melihat dan mengidentifikasi bahwa partai itu tetap muncul dalam peta kontestasi," tutur Firman.

Selain itu, sambung Firman, hadirnya partai dalam kontestasi Pilkada juga untuk mengukur sejauh mana loyalitas pemilih.

"Sebetulnya untuk mengkonsolidasikan kader-kader ya supaya bekerja dalam Pilkada, termasuk juga mengukur sejauh mana loyalitas pemilih. Karena ini kan Pilegnya baru berakhir," kata Firman.

"Sejauh ini kalau saya melihat dengan peta pertarungan yang tadi sudah kita diskusikan, kelihatannya PDIP dan PKB itu memang kalkulasinya bukan untuk menang. Tapi untuk memunculkan kader karena alasan ideologis, lalu kemudian mereka ingin mengukur sejauh mana soliditas kader-kader partainya dan loyalis dari kedua partai tersebut," pungkasnya.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//