Para 'Raja' Belum Jumpa, Apakah Akan Mengubah Peta?

Prabowo Subianto usai mendeklarasikan diri akan maju bersama Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024. (Dokumentasi: Fakta.com)

FAKTA.COM, Jakarta - Gibran Rakabuming Raka telah didapuk menjadi calon wakil presiden dari Prabowo Subianto, yang di klaim masuk atas rekomendasi Partai Golkar pasca rapat pimpinan nasional beringin Sabtu, 21 Oktober 2023. Rangkaian politik nasional berubah. Beberapa telah berhitung dan sebagian pihak menunggu hingga akhir episode pertama rangkaian Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024.

"Episode 1" dijadwalkan kelar 25 Oktober 2023, hari pamungkas pendaftaran pasangan capres dan cawapres di Komisi Pemilihan Umum. Sejauh ini, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD telah resmi mendaftar, serta Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar jadi yang pertama mencatatkan nama di Jalan Imam Bonjol 29, Jakarta.

Lalu kapan Prabowo-Gibran bakal mendaftar? Dari pengakuan Prabowo saat mendeklarasikan Gibran sebagai cawapresnya di Kertanegara, Jakarta, Minggu 22 Oktober 2023, ia akan mendaftar di akhir waktu pendaftaran. Namun, ada yang janggal, Prabowo mendeklarasikan Gibran tanpa didampingi putra sulung Presiden Joko Widodo. Iya, sendiri saja, tidak seperti calon pasangan yang lain.

Gibran tak muncul di Kertanegara. Gibran belum pernah bersanding dalam satu kesempatan bersama Prabowo, pasca ia diklaim oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan berpasangan bersama Menteri Pertahanan itu di Pilpres 2024. Semua ketua umum KIM hadir, minus Gibran.

Prabowo sempat hadir di Kantor DPP Partai Golkar lebih awal, tidak sempat bertemu muka dengan Gibran yang muncul lebih siang untuk menerima mandat beringin. Hingga Minggu malam saat KIM mendeklarasikan, Gibran tak kunjung datang, dikabarkan ia mesti bertemu beberapa petinggi partai banteng mengurus perihal status kepartaian sang wali.

Presiden Jokowi Beri Izin Gibran Jadi Cawapres

Presiden Joko Widodo yang baru balik dari Arab Saudi, sudah berjumpa dengan Prabowo dengan klaim membicarakan perihal antar presiden-menteri. Meskipun santer dinamika pembicaraan Gibran pindah gerbong, mereka enggan membaginya dengan publik.

"Ya biasa laporan-laporan di hari Sabtu-Minggu, biasa kita menteri ketemu, laporan," kata Jokowi, dalam Apel Hari Santri Nasional 2023 di Surabaya, Minggu (22/10/2023).

Perjumpaan dengan Prabowo ini adalah satu-satunya pertemuan yang diketahui publik. Ganjar dan Mahfud MD pun belum berjumpa dengan Jokowi, pun Ganjar dalam satu gerbong banteng. Khusus Gibran, memang belum ada pertemuan dengan Jokowi, tapi nalar publik sulit menerima jika Jokowi dan Gibran belum bertemu mengingat status ayah dan anak.

Jokowi pun enggan berkomentar dengan kata-kata terbuka, mirip saat ia memberi tanggapan pada Kaesang Pangarep, putra kedua nya menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). "Ya orang tua itu tugasnya hanya mendoakan dan merestui. Karena sudah dewasa, jangan terlalu mencampuri urusan anak kita."

Bertemu dengan Jokowi, akan berbeda jika bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarno Putri bagi Prabowo. Hingga tulisan ini ditayangkan, Prabowo tengah mencari cara untuk bertemu Megawati yang bisa jadi adalah 'raja' terakhir untuk ditaklukan, atau diluluhkan membuka pintu bagi Gibran yang masih menjadi kader moncong putih.

"Saya sudah minta waktu untuk menghadap Ibu Mega. Masih menunggu," kata Prabowo, Senin (23/10/2023).

Seluruh Ketum KIM Setuju Gibran Dampingi Prabowo

Tak satupun dari ketua umum di KIM juga para kader yang secara terbuka mampu dan berani memastikan dengan kalimat terang, jika Gibran sudah bulat bersama Prabowo. Bahkan, Partai Golkar yang telah memberikan rekomendasi serta berencana membuat Gibran menjadi kuning, belum juga mendapat balasan dari putra sulung Jokowi, meski akhir pendaftaran di KPU tersisa 24 jam lagi.

Di luar kebiasaan PDIP yang memecat dengan cepat kader 'mbalelo' seperti kasus Murad Ismail, Gubernur Maluku, yang mana sang istri menjadi kader Partai Amanat Nasional, itu tidak terjadi dengan Gibran. Meskipun secara tingkat etika politik, bisa dikatakan Gibran lebih parah dari apa yang dilakukan, namun tetap, dimensi anak Jokowi adalah hal paling spesial dan absolut milik Gibran seorang. Sehingga banteng harus menghitung lebih cermat, tak asal seruduk.

Tak keluar satu kata pun dari Gibran, menerima atau menolak dorongan Golkar, atau sekedar menanggapi pernyataan Prabowo yang telah deklarasi membawa namanya. Bahkan, Airlangga Hartarto pun menyiratkan keraguan, meski terasa ia tengah meyakinkan diri bahwa Gibran bakal jadi pendamping jenderal bintang tiga itu.

"Iya besok kita daftarkan. Terima kasih. Tunggu besok, tunggu besok (di KPU, hari pendaftaran terakhir)," kata Airlangga, di Jakarta, Selasa 24 Oktober 2023, menanggapi pernyataan tim Ganjar-Mahfud yang mengatakan bisa jadi Gibran gagal di detik-detik terakhir.

Jika melihat kemungkinan, arah politik seorang Gibran sudah lebih dari 90 persen untuk berjodoh dengan Prabowo. Namun, dalam politik, sekecil apapun persentase ketidakmungkinan bisa jadi memungkinkan, terlebih keberpihakan untuk mengusung Gibran baru tampak jelas dalam struktur komunikasi politik dari atas ke bawah, komunikasi searah 'raja' ke 'prajurit' yang sangat mudah disambut gempita.

Komentar Para Pesaing Atas Deklarasi Prabowo-Gibran

Sedangkan komunikasi 'para raja' belum terlaksana, Jokowi, Megawati dan Prabowo belum duduk satu meja. Baiknya ada Gibran di sana. Lalu, apakah jika temu 'para raja' mampu mengubah peta? Apakah Gibran masih ikut sebelah atau diam di 'rumah'?

Semua bisa terjadi sampai 25 Oktober 2023 23:59:59 WIB, apakah Gibran yang akan mendampingi, atau bisa saja sosok yang berjalan ke Imam Bonjol, 29 adalah Erick Thohir? Hingga kini, Erick dikabarkan masih menunggu dengan setia jika Prabowo dan rekan-rekan berbelok arah, Erick mengikatkan diri pada Prabowo, jika istilah 'ban serep' terlalu kasar, karena jika melawan Gibran kemungkinan ia akan pasrah.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//