Maruarar: Jokowi Paling Soekarno

Maruarar Sirait bertemu Presiden Joko Widodo. (Instagram/@maruararsirait)

FAKTA.COM, Jakarta - Kabar hengkangnya Maruarar Sirait dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) cukup membuat kejutan di kancah politik nasional. Bagaimana tidak, Ara (panggilan akrabnya), dinilai sebagai salah satu kader militan dan terbaik yang dimiliki oleh partai banteng sejak era tahun 90-an.

Dalam wawancara eksklusif singkat melalui pesawat telepon kepada Fakta.com, Ara mengaku langkah tersebut bukan langkah yang mudah, mengingat runutan keluarganya, yaitu sang ayah, Sabam Sirait tercatat sebagai pendiri PDIP.

“Saya tengah memproses dulu langkah yang telah saya ambil ini, setelah berpuluh-puluh tahun bersama PDI Perjuangan. Lewat doa dan proses yang panjang,” kata Ara kepada Fakta.com, Selasa, 16 Januari 2024.

Alasan Maruarar Sirait Hengkang dari PDIP: Ikuti Langkah Jokowi

Ia menilai, langkah yang ia ambil merupakan buat kesabaran atas ikhtiar politik yang telah ia jalani selama ini, khususnya dalam kepemimpinan dua periode Presiden Joko Widodo. Menurutnya, langkah keluar dari kandang banteng murni karena sosok Jokowi, yang menurutnya sangat identik dengan Soekarno.

“Jokowi adalah bung Karno. Itu yang saya lihat. Mulai dari kebijakan nikel, sawit dan Freeport yang sekarang dimiliki mayoritas oleh Indonesia. Selama berpuluh-puluh tahun, baru bisa dilakukan oleh Jokowi,” ungkapnya.

Selain itu, sikap Jokowi atas kondisi global yang tetap non-blok dianggap sangat mencerminkan Soekarno. Selain itu, yang paling terasa adalah kucuran anggaran desa yang diberikan selama periode eks Walikota Solo itu dirasa bermanfaat.

“Saya mengikuti langkah apa yang diambil Jokowi. Itu sesuai dengan nilai-nilai yang saya junjung. Memberi anggaran desa, berani mengambil langkah strategis seperti non-blok, itu identik seperti bung Karno.”

Ara pun sempat ditanya, apakah kemuda PDI Perjuangan yang kini dipimpin Megawati Soekarnoputri, anak dari Soekarno dianggap tidak memegang nilai-nilai Soekarno? Ia enggan menjawabnya.

“Saya tidak bilang seperti itu. Hanya saja Presiden Jokowi memberikan hal-hal yang terlihat jelas menjalankan apa yang diinginkan proklamator.”

Terkait di mana Ara akan berteduh sebaga politisi, sampai saat ini ia mengaku kepada Fakta.com, belum terpikirkan untuk masuk ke partai lain. Ia tengah mempelajari konstelasi politik dan melakukan evaluasi diri.

Respons Singkat Puan Atas Hengkangnya Ara dari PDI Perjuangan

“Keputusan paling penting dalam hidup saya, setelah berdoa cukup lama. Apakah siap masuk partai lain? Saya masih mempelajarinya, berdoa dan melakukan evaluasi diri.”

Ara mengaku tengah mencari kesempatan untuk langsung berpamitan kepada Megawati, selaku Ketua Umum PDI Perjuangan. Dalam perpisahannya, ia baru bisa bertatap muka dengan petinggi PDI Perjuangan di kantor DPP, Hasto Kristiyanto dan Utut Adiyanto.

Dalam kaidah ketimuran, Ara mengaku akan berusaha untuk langsung bertemu muka dengan Mega. Ia mengaku dalam hal politik, Mega telah ia anggap sebagai guru dan ibu politiknya.

Ngobrol langsung dengan Ibu Mega belum, jika ada kesempatan akan saya lakukan. Kepada orang tua kita, kepada ketua umum kita harus juga memperlihatkan adab ketimuran, itu jadi hal yang penting. Saya pribadi akan mencari kesempatan bertemu ibu Mega,” pungkas Ara di akhir perbincangan dengan Fakta.com.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//