Ganjar- Mahfud Deklarasikan Diri Sebagai Oposisi

Ganjar Pranowo dan Mahfud MD saat resmi berpasangan untuk Pilpres 2024 lalu.

FAKTA.COM, Jakarta - Calon Presiden RI Ganjar Pranowo mendeklarasikan diri sebagai oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang. Hal itu dilakukan, menurutn Ganjar kepada media, guna menegakkan mekanisme pemeriksaan dan keseimbangan terhadap kebijakan pemerintah.

"Saya deklarasi, pertama, saya tidak akan bergabung di pemerintahan ini," ujar Ganjar dalam acara Halalbihalal TPN Ganjar-Mahfud di Rumah Pemenangan, Jalan Teuku Umar Nomor 9, Jakarta, Senin (06/04/2024) malam.

Ganjar melanjutkan, "Tapi saya sangat menghormati pemerintahan ini dan kami akan melakukan kontrol dengan cara yang benar."

Meski begitu, Ganjar tetap menghormati pemerintahan yang baru. Ganjar pun menegaskan dirinya tak akan pernah berhenti untuk mencintai bangsa ini.

Menjadi oposisi, kata Ganjar berarti menunjukkan moralitas politik, sebab cara berpolitik bangsa Indonesia harus naik kelas dan terhormat.

PKS Siap di Dua Kaki: Oposisi atau Koalisi

Ia juga menilai tak perlu ada cibir-mencibir di antara sesama anak bangsa karena jalur yang paling pas untuk menyuarakan kritikan adalah lewat parlemen.

"Itulah cara yang paling bagus kami bisa melakukan, tindakan-tindakan yang pas untuk melakukan suatu kontrol," kata Ganjar.

Sementara itu, Calon Wakil Presiden RI Mahfud Md. menyatakan bahwa dirinya akan terus berjuang di banyak jalan.

Mahfud menuturkan bahwa jalan itu bisa saja melalui partai politik dan gerakan politik.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Polhukam itu mencontohkan bahwa capresnya juga memiliki gerakan politik di luar partai.

Peneliti Senior BRIN: PDIP dan PKS jadi Harapan Terakhir Adanya Oposisi

Menurut dia, gerakan politik itu bukan hanya partai, melainkan organisasi masyarakat hingga pers yang memiliki agenda untuk mengarahkan kebijakan negara.

"Saya itu sedang berkonsolidasi untuk kembali civil society yang pernah berjaya dalam satu barisan untuk membangun demokrasi," jelas Mahfud.

Mahfud pun akan kembali mengajar di kampus untuk meluruskan cara-cara berhukum di Indonesia. Pasalnya, kini para elite mempraktikkan hukum tanpa etika.

Ia mencontohkan undang-undang kini dibentuk selera elite yang punya kepentingan jangka pendek dan kelompok kecil. Oleh sebab itu, praktik hukum harus diluruskan.

"Saya akan mengawal di bidang hukum, pengadilan tentu saja karena berhukum itu ada di pembuatan hukum, kerja sehari-hari pemerintahan, dan ada di pengadilan. Nah, sekarang ini yang harus kita tata semua agar negara ini selamat," ujarnya.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//