Perusahaan Milik Anthoni Salim Gadaikan Saham KFC hingga Sari Roti

FAKTA.COM, Jakarta - Ada banyak cara bagi perusahaan dalam mendapatkan pendanaan dari perbankan. Salah satunya dengan menggadaikan saham sebagai jaminan.

Seperti yang dilakukan perusahaan holding investasi PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. Perusahaan yang 25,3% sahamnya dimiliki konglomerat Anthoni Salim ini tengah menggadaikan beberapa saham anak usahanya kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari joint collateral atas pinjaman senilai Rp6 triliun. Terdiri dari pinjaman transaksi khusus (PTK 1) Rp2 triliun, dan term loan 2 Rp4 triliun.

Saham-saham yang digadaikan Indomarco antara lain PT Indomarco Primatama, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).

"Untuk menjamin pemenuhan kewajiban perseroan kepada Bank Mandiri. Perseroan menggadaikan seluruh saham di Indomarco, FAST, dan ROTI," tulis surat tertanda Corporate Secretary Indoritel, Kiki Yanto Gunawan, dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (17/11/2023).

Secara rinci, jumlah saham FAST yang digadai Indoritel sebanyak 1,43 miliar. Kemudian di ROTI sebanyak 1,59 miliar, dan di Indomarco sebanyak 738,72 juta saham.

Sebagai informasi, Fast Food adalah perusahaan yang menaungi produk KFC. Dalam laporan keuangan perseroan per 30 September 2023, diketahui Indoritel merupakan salah satu pemegang saham utama dengan jumlah 1,43 miliar atau setara 35,84%.

Sementara, jumlah saham di Nippon Indosari yang merupakan perusahaan pemilik produk Sari Roti, Indoritel menggenggam 1,59 miliar saham atau setara dengan 25,77%.

Adapun di Indomarco sebagai pemilik Indomaret, Indoritel memiliki 738,72 juta saham atau setara 40%.

Dari rincian itu, artinya Indoritel menjaminkan seluruh saham-sahamnya di tiga perusahaan tersebut.

Sebagai tambahan informasi, Kiki menjelaskan, fasilitas pembiayaan dari Bank Mandiri diperoleh Indoritel pada 23 Agustus 2023. Dia juga menegaskan, langkah gadai saham-saham itu merupakan transaksi material di atas 20% dari ekuitas perseroan.