Penurunan Saham GOTO, di Antara Mekanisme Pasar dan Porsi Kepemilikan Asing

Logo GoTo. (Tangkapan layar Youtube @idx_bei)

FAKTA.COM, Jakarta - Pasar saham Indonesia sedang penuh sorotan. Setelah persoalan papan pemantauan khusus (full call auction/FCA), kini mata para investor tengah menuju PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.

Dalam hal ini, saham dengan kode GOTO itu dalam posisi tertekan hingga menyentuh level Rp50 atau anjlok 85,21% dari harga perdananya Rp338 saat IPO pada 11 April 2022.

Penurunan harga tersebut tentu saja ikut menggerus nilai kapitalisasi pasar (market cap) saham GOTO. Dalam posisi saat ini, market cap GOTO tersisa Rp59,22 triliun atau sudah tergerus Rp341,09 triliun.

Sebagai informasi, saat pencatatannya, market cap saham GOTO mencapai Rp400,31 triliun.

IPO GoTo 11 April 2022. (Tangkapan layar Youtube @idx_bei) IPO GoTo 11 April 2022. (Tangkapan layar Youtube @idx_bei)

Pada perdagangan Kamis (20/6/2024), saham GOTO masih terus bergerak. Hanya saja masih dalam kisaran Rp50-Rp51.

Namun yang menarik, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), GOTO masuk 10 besar saham yang paling banyak ditransaksikan. Mulai dari dari volume sebanyak 3,7 miliar, nilai transaksi Rp186 miliar, dan frekuensi 15.887 kali.

Menanggapi pergerakkan saham GOTO, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna pun buka suara. Menurut Nyoman, pergerakan harga saham yang terjadi sepenuhnya merupakan mekanisme pasar.

"Harga saham terbentuk karena adanya permintaan dan penawaran atas saham perseroan yang dilakukan investor," kata Nyoman.

Saham GOTO: Gocap dan Market Cap Hangus Rp341,09 T, serta Nasib Para Investor

Selain itu, lanjut Nyoman, harga saham juga dipengaruhi antara lain oleh fundamental, rencana strategis ke depan, capability Top Management Team, business model, hingga external environment.

Ditinggal pendiri, dikuasai asing

Dalam penurunan harga saham GOTO, para investor pasti meradang. Apalagi, ada kabar yang beredar bahwa para pendiri GoTo telah melepas kepemilikan sahamnya.

Namun Nyoman juga memberikan pendapatnya. Nyoman mengatakan, perubahan manajemen yang dilakukan oleh GoTo adalah sah dalam hal telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Antara lain perubahan tersebut telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) oleh pemegang saham perseroan," tutur dia.

GoTo Siapkan Private Placement dan Buyback Saham

Selain itu, kata Nyoman, berdasarkan pemantauan BEI hingga saat ini masih ada beberapa pendiri yang memiliki saham GOTO. Di antaranya, Andre Soelistyo, Kevin Bryan Aluwi, William Tanuwijaya, dan Melissa Siska Juminto.

"Meskipun telah terjadi penurunan jumlah kepemilikan saham jika dibandingkan pada saat tercatat di BEI pada 2022," kata Nyoman mengungkapkan.

Atas kondisi itu, porsi kepemilikan saham GOTO akhirnya lebih banyak dikuasai investor asing. Mengutip laporan tahunan GoTo 2023, porsi kepemilikan asing dalam saham GOTO mencapai 76,04%.

Artinya, hanya 23,96% saja porsi kepemilikan investor lokal.

Secara rinci, jumlah kepemilikan investor GoTo bisa terlihat dalam tabel di bawah ini.

Catatan tersebut sekaligus menjawab bagaimana GOTO menjadi salah satu saham yang cukup besar dijual asing. Dalam periode 2 Januari-20 Juni 2024, net sell asing di saham GOTO telah mencapai Rp623,47 miliar.

Angka tersebut terdiri dari net sell di pasar regular Rp557,18 miliar, dan net sell di pasar negosiasi Rp66,29 miliar.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//