Kejar Dividen BUMN Rp90 T, Erick Thohir Siapkan Langkah Ini

Menteri BUMN, Erick Thohir. (Tangkapan layar Youtube TV Parlemen)

FAKTA.COM, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menargetkan aliran dividen dari BUMN bisa mencapai Rp90 triliun pada 2025. Angka itu naik 5,26% dari proyeksi sementara 2024 Rp85,5 triliun.

Erick menyebutkan, pihaknya akan melakukan efisiensi secara menyeluruh untuk bisa mencapai target itu.

"Kita harus lakukan efisiensi lagi menyeluruh, mungkin banyak pihak pasti enggak suka karena tidak mungkin kenaikan ini hanya tergantung pada peningkatan laba," ujar Erick dikutip Antara, Senin (2/9/2024).

Adu Kuat Performa Keuangan Bank BUMN

Erick menyampaikan efisiensi mau tidak mau harus dilakukan Kementerian BUMN, ditambah dengan situasi perekonomian global yang belum stabil, seperti biaya logistik yang terus naik.

Selain itu, Kementerian BUMN juga akan bersaing secara terbuka dengan pihak swasta. Menurut Erick, bila kalah saing atau tidak bisa mendapatkan keuntungan maka mau tidak mau harus dimerger atau ditutup.

"BUMN ini tidak dalam payung monopoli, kita sudah bersaing secara terbuka dan kalau ada BUMN yang kalah bersaing, ya sudah sewajarnya kita juga harus terbuka pola pikirnya. Ya harus entah ditutup, ataupun dimerger atau ditingkatkan," kata Erick.

Lebih lanjut, Erick mengatakan Kementerian BUMN akan terus meningkatkan good corporate governance dan lebih transparan.

Kinerja Bank BUMN Sudah Lengkap, Total Laba Capai Rp68,64 Triliun

Erick menekankan, yang terpenting saat ini adalah untuk mencapai target Rp90 triliun dan menyelesaikan target-target 2024, sebelum transisi pemerintahan.

"Karena waktu saya masuk pun, saya, Pak Tiko (Wamen Kartika Wirjoatmodjo) cukup blur, gelap, berapa PNM, berapa dividen. Saya akan pastikan terjadi. Ya prinsip kami, kita harus menjaga kesinambungan," kata Erick.

Sebagai informasi, tren penerimaan dividen dari BUMN ke pemerintah terus meningkat. Atas kinerja 2023, BUMN menyetor dividen ke negara Rp81,2 triliun atau melesat 104,5% dari tahun buku 2022 Rp39,7 triliun.

Dari data tersebut, lebih dari 60% berasal dari kelompok bank. Salah satunya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Rp25,71 triliun.

Kemudian PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan kontribusi Rp17 triliun. Disusul PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Rp6,27 triliun dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN Tbk Rp420,1 miliar.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//