Heboh Anggaran Makan Siang Gratis Anak Rp15 Ribu, Apa Kata Para Orang Tua?

Ilustrasi anak-anak sedang makan siang. (Dokumen Freepik)

FAKTA.COM, Jakarta – Ada salah satu program kerja unik yang diusung oleh capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis. Melalui program ini, Prabowo memang berkeinginan untuk menuntaskan stunting, terutama pada anak-anak sekolah.

Program makan siang gratis ini rencananya akan diimplementasikan pada 2025 jika terpilih sebagai presiden. Program tersebut kini menjadi sorotan banyak pihak karena dikabarkan anggarannya sebanyak Rp15 ribu per anak per hari—itu pun di luar susu.

Lalu, bagaimana pendapat masyarakat, terutama yang sudah punya anak, terhadap program makan siang gratis ini dan jumlah anggarannya?

Salah seorang warga, Vicka, pada dasarnya, tidak keberatan dengan program makan siang gratis. Dia berkata bahwa ini sangat membantu masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah. Anggaran Rp15 ribu pun cukup untuk setiap anak, asalkan tidak dipotong sana-sini.

Prabowo Janjikan Makan Siang Gratis Rp400 T Jika Terpilih Presiden

“Cukup asalkan enggak disunat. (Anggaran) Rp15 ribu benar-benar jadi makanan,” kata Vicka ketika dihubungi FAKTA.COM.

Yang terpenting, kata dia, menu makan siang dalam program ini sudah sesuai dengan gizi seimbang yang dibutuhkan anak, terutama protein.

“Yang penting itu ada dua protein, yaitu protein hewani dan nabati. Kalau cuma protein hewani atau nabati, enggak apa-apa. Minimal ada protein, sayur, dan nasi,” kata ibu dua anak ini.

Influencer parenting ini juga mengingatkan pemerintah untuk tidak sembarangan membuat menu makan anak dan sesuai dengan kebutuhan gizi. Contohnya, tidak memberikan lauk berupa makanan olahan.

“Makanannya jangan kemasan, ya. Justru itu (makanan kemasan) bahaya untuk anak-anak balita. Oh, protein hewani chicken nugget, itu salah besar. Makanan (protein) hewani itu sarden kaleng, itu salah besar,” kata dia.

Hal serupa juga diutarakan oleh warga Tangerang, Banten, Dero. Pria yang bekerja sebagai karyawan swasta ini menilai anggaran Rp15 ribu cukup untuk seporsi makan siang anak.

“Kalau untuk menu, cukup-cukup aja sih,” kata Dero kepada FAKTA.COM.

“Kalau tanpa susu, paling fokusnya di nutrisi yang high protein, (seperti) daging, ayam, dan ikan,” tambah dia.

Ayah 1 anak ini juga meminta pemerintah untuk selektif dalam membuat menu. Sebab, menurut dia, kebiasaan makan anak berbeda dengan orang dewasa. Seorang anak bisa saja tidak mau makan suatu menu karena tidak terbiasa atau tidak doyan.

“Anak kecil cenderung pemilih. Kalau enggak biasa makan makanan tertentu, akan menjadi problem. Pertimbangkan menu,” kata dia.

Selain Menu, Ini Juga Perlu Diperhatikan Pemerintah

Begini Alur Sri Mulyani Ubah APBN untuk Program Makan Gratis

Dero meminta agar program ini benar-benar mendapatkan pengawasan dengan baik. Selain berkaitan dengan kesehatan anak, program makan siang gratis juga rentan korupsi. Dia tidak mau program tersebut bernasib sama seperti bantuan sosial (bansos).

“Jangan sampai jadi bancakan lagi karena program ini rentan korupsi dari pengadaan sampai pendistribusian. Sekelas bansos aja banyak bocor di lapangan. Benar-benar harus diperhatikan,” kata dia.

Vicka pun menyampaikan pendapat yang sama. Dia berharap, jika program ini terealisasi, tidak ada pemotongan anggaran biaya makan gratis untuk anak. Kalau bisa, ada pemerintah membuat saluran khusus untuk mempermudah masyarakat melapor jika ada penyimpangan dalam program makan gratis.

“Juga bikin sistem agar emak-emak bisa ngawasin juga. Kalau ada penyimpangan, bisa mempermudah laporin. Misalnya, (melalui) sosmed, aplikasi atau apa sehingga bisa disampaikan jika ada penyimpangan,” kata dia.

Baik Vicka dan Dero sama-sama menyarankan pemerintah agar ada ahli gizi yang turut serta dalam membuat menu makan siang gratis anak.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//