Terungkap, Ini Penyebab Muncul Angin Tornado Rancaekek

Penampakan angin tornado Rancaekek. (Dokumen akun X @EYulihastin)

FAKTA.COM, Jakarta – Penyebab angin tornado Rancaekek diungkap Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Ternyata, ulah manusia berperan utama dalam bencana angin ribut itu.

Dikutip dari laman BRIN, Jumat (23/2/2024), Peneliti Senior Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Didi Satiadi, berkata pusaran angin yang kencang itu menunjukkan karakteristik puting beliung. Angin ribut ini juga disebut dengan tornado skala kecil alias microscale tornado karena ukurannya lebih kecil daripada yang kerap terjadi di daerah lintang menengah.

Tornado Terjang Bandung-Sumedang, 33 Orang Luka, Ratusan Rumah Rusak

Didi mengatakan tornado merupakan kolom udara yang berputar sangat cepat, yaitu dari awan badai sampai mencapai permukaan tanah.

"Biasanya berbentuk seperti corong," kata dia di Jakarta.

Lalu, mengapa bisa terjadi di daerah Bandung? Ternyata ada campur tangan manusia yang memicu terjadinya pusaran angin kencang.

Profesor Riset Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan, berkata Rancaekek adalah daerah yang terletak mendekati bagian tengah Pulau Jawa bagian barat. Semula, daerah ini merupakan kawasan hijau dengan banyak pohon. Ini berarti, lingkungannya masih bersih.

Akan tetapi, kawasan Rancaekek berubah menjadi perindustrian. Biasanya kawasan industri rawan diterpa pusaran angin kencang.

BRIN Akan Investigasi Tornado Rancaekek, Pertama di Indonesia?

“Dengan kata lain, terjadi perubahan tata guna lahan yang semula hutan jati, kini berubah menjadi hutan beton,” kata dia.

Pusaran Angin Tornado Kecil Bermula dari Sini

Eddy melanjutkan industri menghasilkan gas-gas emisi. Nah, gas ini tak bisa leluasa kembali ke atmosfer akibat efek rumah kaca (ERK). Kawasan industri pun menjadi sangat panas pada siang hari dan relatif dingin pada malam hari dengan lama penyinaran matahari lebih dari 12,1 jam. Alhasil, ada perbedaan yang besar antara suhu siang dengan malam.

Kawasan Rancaekek pun berubah menjadi daerah yang bertekanan rendah. Kondisi ini sebenarnya dimulai sejak 19 Februari 2024. Kala itu, kumpulan massa uap air dari berbagai tempat masuk ke sana.

BRIN vs BMKG, Angin Tornado atau Puting Beliung?

Proses terbentuknya angin kencang ini terjadi agak lama, sekitar 24 jam-48 jam. Ini diawali dengan pembentukan awan-awan cumulus, lalu membesar jadi kumpulan awan cumulonimbus yang siap untuk menjadi pusaran besar yang dikenal dengan puting beliung.

Eddy menyebut mekanisme pembentukan pusaran angin itu agak kompleks jika dijelaskan secara rinci. Namun, kuat dugaan ini terjadi akibat pertemuan dua massa uap air dari barat dan timur. Kemudian, “pertemuan” itu diperkuat dari uap air dari arah selatan Samudera Indonesia.

“Ketiganya berkumpul di satu kawasan yang memang telah mengalami degradasi panas yang cukup tajam,” kata dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//