Pendapatan Dunia Diperkirakan Turun 20 Persen Gara-gara Perubahan Iklim

Oleh Arie Dwi Budiawati - fakta.com
19 April 2024 11:35 WIB
Kekeringan bisa terjadi akibat perubahan iklim. (Dokumen Pixabay)

FAKTA.COM, Jakarta - Perubahan iklim akibat emisi karbon dioksida akan membuat pendapatan dunia turun 20% atau sekitar US$38 triliun (Rp619.073,06 triliun) pada 2050. Pengurangan emisi gas rumah kaca harus segera dilakukan untuk menghindari dampak ekonomi yang lebih buruk.

Hal ini diungkapkan oleh para peneliti dari Postdam Institute for Climate Impact Research (PIK) dalam jurnal Nature.

Dikutip dari Science Alert, Jumat (19/4/2024), studi yang berjudul "The Economic of Climate Change" memperlihatkan dampak perubahan iklim terhadap perekonomian, bisa meningkat hingga puluhan triliun dolar AS per tahun hingga 2100. Ini terjadi jika suhu bumi meningkat secara signifikan. Suhu permukaan rata-rata bumi naik 1,2 derajat Celsius di atas standar.

Perubahan Iklim Bisa Dongkrak Penyakit Malaria

Kondisi tersebut bisa memperbesar gelombang panas, kekeringan, banjir, bahkan badai tropis karena permukaan air laut naik.

Para peneliti menemukan bahwa investasi yang dilakukan untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris hanyalah merupakan sebagian kecil upaya untuk menghindari dampak buruk perubahan iklim.

Seorang peneliti sekaligus pakar ilmu kompleksitas di PIK, Max Kotz, kepada AFP, mengatakan mempertahankan ambang batas 2 derajat Celsius bisa mencegah pendapatan global turun lebih dalam.

Negara Miskin Paling Terdampak Perubahan Iklim

Studi tersebut juga memperlihatkan sebagian besar negara tropis (yang mayoritas perekonomiannya menurun akibat perubahan iklim) akan terdampak paling parah.

"Negara-negara yang paling tidak bertanggung jawab terhadap perubahan iklim diperkirakan akan kehilangan pendapatan 60% daripada negara-negara berpendapatan tinggi dan 40% lebih besar daripada negara-negara dengan emisi yang lebih tinggi ," kata peneliti senior PIK, Anders Levermann.

Indonesia Gandeng Singapura untuk Riset Perubahan Iklim

Negara yang paling banyak terdampak, memiliki sumber daya paling sedikit untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Selain negara miskin, negara-negara kaya juga tidak luput dari dampak perubahan iklim. Menurut Levernann, pada 2050 pendapatan Jerman dan Amerika akan anjlok 11% dan Prancis 13%.

Sekadar informasi, proyeksi ini berdasarkan pada data ekonomi dan iklim selama 40 tahun di 1.600 wilayah. Penelitian ini memasukkan faktor kerusakan akibat perubahan iklim seperti curah hujan ekstrem.

Produk Domestik Bruto (PDB) global pada 2022 mencapai lebih dari US$100 triliun, menurut World Bank. Studi itu juga menyebut bahwa tanpa dampak perubahan iklim, angka PDB global akan naik dua kali lipat dari 2020.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//